Fenomena Belanja Offline dengan Paylater Melejit Hingga 169 Persen, Transaksi Kartu Kredit Turun
Fenomena Belanja Offline dengan Paylater Melejit Hingga 169 Persen, Transaksi Kartu Kredit Turun-Alhadi Farid/palpres.com-
Skor tertinggi diperoleh dari pengalaman bertransaksi, mencapai 8,76 dari 10.
Temuan penting lain dalam laporan ini adalah peningkatan pengguna berusia lebih tua di luar segmentasi Gen Z dan Milenial.
Proporsi jumlah pengguna di 36 tahun ke atas tumbuh dari sebesar 27,8 persen pada 2022 meningkat menjadi 29,6 persen pada 2023.
Dari segi transaksi, proporsi jumlah transaksi dari rentang usia ini juga meningkat dari 31% pada 2022 menjadi 31,9 persen pada 2023.
BACA JUGA:Layanan Internet Banking Bank Sumsel Babel Makin Disempurnakan, Transaksi Perbankan Lebih Mudah
Menanggapi hal tersebut, Direktur Ekonomi Digital CELIOS (Center of Economic and Law Studies), Nailul Huda mengatakan, rentang pengguna yang lebih beragam menunjukkan bahwa Paylater di merchant offline diterima baik oleh kelompok usia yang cenderung lebih lambat mengadopsi belanja online dan lebih nyaman dengan belanja offline.
Tren ini juga menunjukkan bahwa kehadiran Paylater di merchant offline efektif memperluas demografi pengguna.
Fenomena tersebut menjadi potensi besar bagi industri Paylater untuk terus berkembang dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam membuka akses keuangan bagi masyarakat serta mengakselerasi digitalisasi transaksi.
"Terlebih masifnya penetrasi ke kota tier 2 dan tier 3 akan membuat pertumbuhan pengguna Paylater masih sangat dimungkinkan meningkat secara signifikan dalam beberapa waktu mendatang,"jelas Nailul.
Beberapa temuan menarik lainnya dari laporan ini diantaranya:
Masyarakat semakin sering berbelanja secara offline, dipicu oleh keinginan untuk mencoba produk sebelum membeli.
Sebanyak 55,8 persen responden melaporkan peningkatan frekuensi berbelanja di merchant offline, sementara 56,1 persen menyatakan bahwa pengeluaran mereka untuk belanja offline juga meningkat.
Pertumbuhan aktivitas belanja offline ini didorong oleh kemudahan dalam memeriksa dan mencoba produk (78,8 persen) serta pengalaman belanja yang lebih personal melalui interaksi langsung dengan penjual (45,2 persen).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: