Honda

Istri Laporkan Suami ke Polrestabes Palembang, Sering Melakukan KDRT

Istri Laporkan Suami ke Polrestabes Palembang, Sering Melakukan KDRT

Diana Sapitri membuat laporan polisi di SPKT Polrestabes Palembang terkait penganiayaan yang dilakukan suami sirinya, JK.-Kurniawan-Palpres.com

PALEMBANG, PALPRES.COM - Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), Diana Sapitri (28) melaporkan suami sirinya berinisial JK lantaran diduga telah melakukan penganiayaan terhadap dirinya.

Diana, yang tinggal di Jalan Pangeran Ratu, Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Jakabaring, Palembang mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang untuk melaporkan suaminya, Jumat 28 Oktober 2022 malam.

Ia mempolisikan suaminya lantaran tidak tahan dengan kelakuannya yang berulang kali melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) kepada dirinya. 

"Saya dianiaya suami siri hingga mengalami luka lecet di tangan sebelah kiri dan kanan, leher lebam, serta sakit di bagian kepala," ujarnya kepada wartawan, Ahad 30 Oktober 2022.

BACA JUGA:Terungkap! Makna Rahasia dari Tanggal Lahir, Ini Dia

Ia menceritakan kejadian yang terjadi pada Rabu 26 Oktober sekitar pukul 19.00 WIB di rumah temannya beralamat di kawasan Jalan Gubernur HA Bastari, Kecamatan Jakabaring, Palembang.

"Awal mulanya saya suruh dia pulang karena mau bekerja. Tapi dia malah marah-marah lalu terus memukul saya. Saya bilang sama dia, kasih uang tidak, menyuruh kerja tidak. Kerjaan hanya nyabu tulah," ungkapnya.

Kemudian, lanjut dia, terlapor yang sudah naik pitam langsung menyeretnya keluar rumah dan kembali melakukan penganiayaan serta mengancam dengan senjata tajam.

"Teman tadi telepon keluarga saya, yang langsung datang ke lokasi. Saya ditolong oleh mereka. Saya tidak terima dan berharap laporan cepat diproses," jelasnya.

BACA JUGA: Detik-detik 149 Orang Tewas pada Perayaan Halloween di Itaewon

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Tri Wahyudi membenarkan pihaknya telah menerima laporan dugaan kasus penganiayaan ringan. "Sudah kita terima, saat ini telah ditangani anggota Unit Reskrim kita," tutupnya. 

 

Penyebab KDRT Menurut Psikolog

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih marak ditemukan dalam keluarga di Indonesia. 

Menurut Karina Adistiana, M.Psi. psikolog, KDRT biasanya tidak tiba-tiba muncul, melainkan ada tanda-tandanya. 

“KDRT disebabkan karena ada relasi kuasa, tidak ada respect dari satu pihak, merasa lebih berhak melakukan sesuatu, lebih punya otoritas, karena kamu harus nurut, kamu punya saya,” kata Karina dalam acara bersama DemiKita di Jakarta, Sabtu 29 Oktober 2022. 

Dari penelitian, terjadinya KDRT dikarenakan ada relasi kuasa tersebut, di mana satu pihak tidak lagi menghormati pihak yang lain. Alasan kemudian muncul rasa tidak hormat itu bisa disebabkan banyak hal.

Misalnya, terjadi konflik yang disebabkan adanya perbedaan nilai. Konflik bukan hanya dengan pasangan tapi juga bisa dari anggota keluarga lain, seperti mertua, ipar dan lainnya yang bisa ikut campur.

Karina melanjutkan, pemikiran seperti ‘pasangan adalah milik kita’ adalah konsep yang keliru. 

Sebab keluarga adalah organisasi terkecil, jadi harus ada komunikasi yang setara.

Tidak mungkin ada keluarga tanpa konflik. Jika tidak kelihatan, malah itu yang berbahaya. 

“Tidak pernah berantem, menikah apa sobatan? Kadang munculnya perbedaan nilai ditumpuk, tidak pernah dikomunikasikan lalu meledak,” lanjut dia.

Dalam kesetaraan komunikasi, ada yang namanya pembagian peran.

Sering kali penyebab pertengkaran kecil yang menjadi konflik dikarenakan pembagian peran yang tidak dibahas.

Ada persepsi bahwa terjadi komunikasi yang buruk dari satu pihak yang mendapat kekerasan verbal. 

Padahal, kemungkinan si istri atau korban kekerasan KDRT hanya mencoba mengeluarkan keresahannya.

Karina menambahkan, ekonomi menjadi salah satu sumber konflik dalam rumah tangga. 

Bukan persoalan banyak atau sedikitnya, tapi umumnya terkait bagaimana mengelolanya.

Di dalam keluarga, dua hal yang sangat penting, yaitu komunikasi dan rasa saling menghormati. 

Persiapan kesehatan, ilmu dan mental menuju pernikahan juga semakin penting, jangan hanya memikirkan pesta acara. 

Karina mengajak untuk semakin membudayakan persiapan-persiapan yang lebih esensial. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: