Honda

Ini 5 mitos Berkaitan dengan Gerhana Bulan, Nomor 4 Mengerikan, Boleh Percaya Boleh Tidak

 Ini 5 mitos Berkaitan dengan Gerhana Bulan, Nomor 4 Mengerikan, Boleh Percaya Boleh Tidak

Ilustrasi gerhana bulan-Net-

PALEMBANG, PALPRES.COM – Insya Allah sore ini, Selasa, 8 November 2022, sekitar pukul 18.00 WIB akan terjadi Gerhana Bulan Total.

Gerhana Bulan Total ini bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. 

Gerhana Bulan Total di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu dapat dilihat pada kontak Umbra 3 (U3) pukul 18:42 WIB. 

Masyarakat di Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat, dapat melihat GBT pada waktu puncak gerhana, yakni 17:59 WIB.

BACA JUGA:Mimpi Melihat Gerhana Bulan, Waspadalah Bisa Jadi Pertanda Kurang Baik

Sedangkan untuk wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, GBT dapat dilihat pada kontak Umbra 2 (U2) pukul 17:16 WIB/18:16 WITA/19:16 WIT. 

Sementara masyarakat Papua dan Papua Barat dapat melihat Gerhana Bulan Total pada kontak Umbra 1 (U1) pukul 18:08 WIT.

Gerhana Bulan adalah fenomena alam yang bisa diuji secara ilmiah.

Dikutip palpres.com dari brin.go.id, gerhana Bulan Total merupakan fenomena astronomis ketika seluruh permukaan bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi.

BACA JUGA:Jangan Lupa Besok Gerhana Bulan, Ini Tata Cara dan Niat Salat Sunahnya

Hal ini disebabkan oleh konfigurasi bulan, bumi dan matahari membentuk sebuah garis lurus.

Selain itu, bulan berada di dekat titik simpul orbit bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar bumi mengelilingi matahari) dengan orbit bulan.

Gerhana bulan total terjadi pada fase bulan purnama.

Namun di sebagian masyarakat di negara lain, termasuk di Indonesia, fenomena gerhana, baik itu bulan maupun matahari, berkaitan erat dengan mitos gaib dan mistis.

BACA JUGA:Lusa Nanti Terjadi Gerhana Bulan Total, Durasinya 1 Jam, 24 Menit, 58 Detik

Berikut sejumlah mitos yang mengiringi fenomena alam itu, yang hingga kini masih tumbuh dan dipercaya di masyarakat.

1. Mitos Serangan Kaum Iblis

Di Cina, gerhana dianggap sebagai kedatangan Iblis yang hendak menyerang manusia.

Mitos ini tumbuh dan melekat di masyarakat Cina dan Viking. 

Sebagai langkah antisipasi, saat gerhana terjadi masyarakat berusaha menggagalkan serangan Iblis dengan menabuh peralatan rumah tangga sekencang-kencangnya.

BACA JUGA:Gerhana Bulan Diprediksi Terjadi 8 November, Cek Daerah Kamu di Jam Berapa

2. Bulan Berdarah Disantap Jaguar

Bagi Suku Inca di Peru, Gerhana Bulan melekat mitos bulan sedang disantap Jaguar.

Jaguar adalah hewan ganas sejenis macan.

Warna merah yang terlihat saat Gerhana Bulan Total, dianggap sebagai darah bulan yang dimakan Jaguar.

3. Wanita Hamil Masuk Kolong Tempat Tidur

Bagi sebagian masyarakat tradisional Jawa, kedatangan gerhana harus dihindari para ibu hamil.

BACA JUGA:Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Catat Jadwal Tempat dan Waktu Untuk Mengamatinya!

Saat gerhana terjadi, ibu hamil harus bersembunyi di bawah tempat tidur atau bale-bale.

Jika dia melihat gerhana, maka nanti anak yang dilahirkannya akan mempunyai bibir sumbing.

4. Pertanda Datang Bencana

Gerhana bagi bangsa Yunani kuno dianggap sebagai bentuk kemarahan para dewa. 

Dewa yang kesal dengan tingkah polah manusia, dipercaya menjatuhkan hukuman dengan menghancurkan bulan.

BACA JUGA:Mitos Atau Fakta, Torpedo Kambing Tingkatkan Vitalitas? Begini Kebenarannya

Sebagai langkah menghindari hukuman itu, masyarakat Yunani Kuno akan melakukan sejumlah ritual khusus.

5. Pertempuran Matahari dan Bulan

Sejumlah bangsa di Afrika masih percaya jika gerhana merupakan pertempuran antara matahari dan bulan

Masyarakat pun dengan segala cara berusaha menghentikan pertempuran itu, dengan melalukan sejumlah ritual.

Nah, demikian sejumlah mitos yang mengiringi terjadinya gerhana baik bulan maupun matahari.

BACA JUGA:Giliran Villa Milik Ruben Onsu Roboh, Temukan Hal Mistis di Lokasi

Dari paparan diatas, yang bisa dipetik pelajaran adalah walau kemajuan teknologi bisa membuktikan secara ilmiah sebuah fenomena alam, tetapi kearifan lokal tersebut tetap harus diberikan ruang sebagai wujud dari kekayaan budaya satu bangsa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: