Honda

Seringkali Dianggap Sama, Inilah Perbedaan Soto dan Coto

Seringkali Dianggap Sama, Inilah Perbedaan Soto dan Coto

Seringkali dianggap sama, inilah perbedaan soto dan coto.-kolase-

PALEMBANG, PALPRES.COM – Pengucapan soto dan coto hampir sama, tetapi ada perbedaan di antara keduanya. 

Perbedaaan soto dan coto terutama terletak pada rasa dan asal dari kedua makanan khas Nusantara tersebut. 

Soto dan coto merupakan kuliner yang mudah ditemukan di tengah masyarakat.

Coto adalah sejenis makanan tradisional yang berasal dari daerah Makassar, Sulawesi Selatan. 

BACA JUGA:5 Tempat Makan Paling Enak di Palembang, Sensasi Makan di Atas Kapal Terapung dengan View Jembatan Ampera

BACA JUGA:Hanya 19 Ribu, Sudah Bisa Menikmati Dimsum Terenak di Bandung, Yuk Cobain!

Makanan ini merupakan salah satu hidangan khas yang populer di daerah tersebut. 

Coto Makassar biasanya terdiri dari daging sapi yang direbus dalam kuah kental yang kaya rasa, serta ditambahkan dengan bumbu-bumbu khas untuk memberikan cita rasa yang khas dan lezat.

Kuah coto Makassar terbuat dari kaldu yang dihasilkan dari merebus daging dan tulang sapi dalam waktu yang cukup lama. 

Proses ini menghasilkan kuah yang gurih dan kaya rasa. 

BACA JUGA:6 Kota di Indonesia dengan Destinasi Wisata Kuliner Terbaik, Manjakan Lidah dengan Kuliner Khas!

BACA JUGA:10 Tempat Makan Bakso Paling Enak di Palembang, Aromanya Menggoda Rasa Kuahnya Gurih Menggugah Selera

Bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, jahe, lada, dan serai akan ditumis terlebih dahulu sebelum ditambahkan ke dalam kuah. 

Sedangkan daging sapi yang digunakan biasanya dipotong kecil-kecil atau diolah menjadi bentuk potongannya yang disebut "bulu babi".

Selain itu, dalam beberapa varian coto Makassar juga ditambahkan dengan organ sapi seperti jantung, babat, usus, dan limpa. 

Biasanya organ-organ tersebut direbus bersama daging dan tulang sapi untuk memberikan citarasa yang khas.

BACA JUGA:Ternyata Nasi Basi atau Nasi Sisa Bisa Diolah Jadi Makanan Ini, Bisa Kamu Coba Ya

Coto Makassar umumnya disajikan dengan pelengkap seperti ketupat atau buras, yang merupakan nasi ketan yang dimasak dalam bambu. 

Ketupat biasanya dipotong kecil-kecil dan dituangi kuah coto Makassar yang gurih. 

Selain itu, coto Makassar juga dapat disajikan dengan tambahan bawang goreng, daun seledri, dan irisan jeruk nipis sebagai penyedap.

Rasanya yang kaya dan gurih membuat coto Makassar menjadi favorit bagi banyak orang.

Makanan ini juga sering disajikan dalam acara-acara khusus seperti acara pengantin, lebaran, atau saat berkumpul bersama keluarga dan teman-teman.

Coto Makassar sebagai hidangan tradisional, memiliki arti penting bagi masyarakat Makassar.

Coto Makassar sering disajikan pada acara-acara khusus dan perayaan, seperti pernikahan, perayaan keagamaan, dan pertemuan keluarga. Proses pembuatannya melibatkan perhatian yang cermat terhadap detail dan penggunaan teknik memasak tradisional.

Untuk menciptakan kaldu yang kaya rasa, tulang dan daging sapi direbus selama berjam-jam, sehingga rasanya menyatu. 

Proses memasak yang lama ini memastikan kaldu menjadi kental dan beraroma harum, dengan rasa gurih yang mendalam. Bumbu dan rempah-rempah yang digunakan dalam Coto Makassar memainkan peran penting dalam meningkatkan cita rasanya. 

Bahan-bahan yang umum digunakan adalah bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, jahe, lada hitam, dan serai, yang semuanya ditumbuk atau dihaluskan menjadi pasta sebelum ditambahkan ke dalam kaldu.

Daging yang digunakan dalam Coto Makassar biasanya adalah daging sapi, khususnya dari bagian yang lebih keras seperti bagian betis atau sandung lamur. Daging dimasak hingga empuk dan lezat, menyerap rasa kaldu. 

Dalam beberapa variasi Coto Makassar, jeroan seperti jantung, babat, usus, dan limpa juga dapat ditambahkan. Jeroan ini memberikan tekstur yang unik dan menambah kedalaman rasa secara keseluruhan.

Setelah kuah dan daging siap, Coto Makassar disajikan panas-panas dalam mangkuk. 

Biasanya dihiasi dengan bawang merah goreng, daun seledri cincang, dan perasan air jeruk nipis.

Beberapa orang juga suka menambahkan sambal, sambal yang pedas, di atasnya untuk menambah rasa pedas pada hidangan ini.

Untuk menikmati Coto Makassar secara utuh, biasanya Coto Makassar disantap dengan lauk yang disebut ketupat atau buras. 

Ketupat dibuat dengan cara memadatkan beras ketan yang sudah dimasak ke dalam bungkusan berbentuk ketupat dengan menggunakan anyaman daun lontar. 

Ketupat kemudian diiris berbentuk dadu dan disantap bersama dengan kuah kaldu yang beraroma khas.

Selain rasanya yang khas dan memiliki makna budaya, Coto Makassar juga dikenal karena sifatnya yang mengenyangkan. 

Coto Makassar memberikan nutrisi dan kenyamanan, menjadikannya pilihan makanan yang memuaskan. 

Kombinasi kaldu yang kuat, daging yang empuk, rempah-rempah yang harum, dan tekstur ketupat menciptakan pengalaman kuliner yang menyenangkan.

Baik kamu penggemar kuliner Indonesia atau hanya tertarik untuk mencoba cita rasa baru, Coto Makassar layak untuk dicoba. 

Perpaduan rasa yang unik dan warisan budaya yang dibawanya menjadikannya hidangan yang dicintai di Sulawesi Selatan dan di seluruh Indonesia. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: