Investor Rusia Hengkang dari Proyek KA Borneo di Kalimatan Timur Senilai Rp 53 Triliun, Ada Apa?

Selasa 23-01-2024,20:03 WIB
Reporter : Try Dina
Editor : Sulis Utomo

JAKARTA, PALPRES.COM -  Proyek KA Rp 53 Triliun di Kalimatan Timur sepertinya terancam tak berjalan alias mandeg.

Pasalnya, investor dari Rusia yang pada rencana awal akan mendanai proyek ini akhirnya menarik  diri untuk mundur dari proyek ini.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemprov Kaltim sedang berupaya dalam mencari investor baru.

Menurut informasi, alasan dari mundurnya investor Rusia tersebut dalam pembangunan kereta api batubara ini karena bertabrakan dengan rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan.

BACA JUGA:Proyek Pembangkit Nuklir Pertama RI, Habiskan Rp18,8 Triliun, Ini Lokasinya

BACA JUGA:Telan Dana Rp395 Miliar, Proyek Terowongan Samarinda Dihentikan Pemprov Kalimantan Timur, Kok Bisa?

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan bahwa Russian Railways (RZD) yang merupakan BUMN milik Rusia telah menginvestasikan sekitar 18 juta Rubel dalam pengembangan proyek ini.

“Sayang, hal ini terhenti, dan salah satu alasannya adalah bahwa rencana ini sebenarnya bertabrakan dengan rencana Pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan,” ungkapnya.

Berdasarkan informasi yang dirilis Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), proyek kereta api ini membutuhkan dana Rp53,3 Triliun. 

Adapun skema pendanaannya berasal dari swasta.  

BACA JUGA:Inilah Proyek Jalan Tol IKN - Balikpapan, Hemat Waktu Hingga 45 Menit, Progresnya?

BACA JUGA:Proyek Garapan Terbesar di Kawasan Timur Indonesia, Nilai Investasi Capai 12,5 Triliun Rupiah, Lokasi IKN?

Saat ini proyek tersebut sudah tak lagi berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional.

Ini adalah kereta api dengan single track, dengan panjang 203 kilometer. Dengan infrastruktur pendukung, meliputi stasiun jetty batubara, pelabuhan dan PLTU dengan kapasitas 15 MW.

PT Kareta Api Borne0 (KAB) akan mengoperasikan proyek ini. 

Kategori :