Honda

Setara 200 Lapangan Bola! Bantar Gebang, Gunung Sampah Tertinggi Terbesar di Indonesia Hingga Asia Tenggara

Setara 200 Lapangan Bola! Bantar Gebang, Gunung Sampah Tertinggi Terbesar di Indonesia Hingga Asia Tenggara

Bantar Gebang disesaki banyak sampah yang terdiri dari jutaan ton yang menjulang hingga puluhan meter--egiargians

PALPRES.COM - Inilah Bantar Gebang, sebuah gunung sampah tertinggi dan terbesar di Indonesia bahkan hingga Asia Tenggara.

Hadir sebagai tempat penampungan limbah ibukota, tempat ini begitu disesaki banyak sampah yang terdiri dari jutaan ton yang menjulang hingga puluhan meter.

Bau menyengat dan segerombolan lalat menjadi penghuni setia di atasnya. Inilah Bantar Gebang, sebuah gunung sampah tertinggi dan terbesar di Indonesia.

Bantar Gebang merupakan sebuah kecamatan di kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

BACA JUGA:Belum Padankan NIK dan NPWP hingga 30 Juni 2024? Siap-siap Menerima Sanksi Ini!

BACA JUGA:Susunan Kloter dan Jadwal Pemulangan Jemaah Haji Debarkasi Palembang 2024 Gelombang 1

Di sini terdapat kawasan penampungan sampah akhir yang menjadi tempat utama pembuangan sekitar ribuan ton sampah perhari dari seluruh wilayah Jakarta dan Bekasi.

Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Bantar Gebang atau yang disingkat TPSP Bantar gebang memiliki total luas area 117 hektar.

Apa yang membuat Bantar Gebang begitu mencuri perhatian banyak orang?--alatberat.indonesia

Namun begitu tidak semua area ini dijadikan zona buang, beberapa titik difungsikan sebagai lahan hijau, gedung perkantoran, pabrik pengolahan, dan berbagai fasilitas lainnya.

Bantar Gebang telah menampung banyak sampah selama puluhan tahun, tercatat tempat ini mulai beroperasi semenjak tahun 1989.

BACA JUGA:4 Ciri Warga yang Dapat Dana Bansos PKH, dan BPNT Awal Juli Nanti, Simak Juga Syarat dan Cara Pengajuanya!

BACA JUGA:2 Bansos Dipastikan Cair Mulai Minggu Ini, Siapkan KK, Dan e-KTP Untuk Pengambilan Melalui Pos, Dobel BLT MRP?

Ada dua area pembuangan di sini, area pertama TPA Bekasi yang menjadi tempat pembuangan sampah dari Kota Bekasi dan area kedua yakni yang terbesar yaitu TPSP DKI Jakarta yang menjadi tempat penampungan dan pengolahan sampah dari wilayah Jakarta. 

Apa yang membuat tempat ini begitu mencuri perhatian banyak orang? 

Tentu saja karena hamparan sampah yang begitu luas sejauh mata memandang.

Kondisi TPSP Bantar gebang saat ini sudah terisi 39 juta ton sampah atau sekitar 80% dari kapasitas. 

BACA JUGA:Bansos BPNT Sembako Cair Rp200rb Per 1 Juli 2024, Cek Pada Aplikasi Cekbansos Maupun Update Di SIKNG

BACA JUGA:Harap Bergegas, Waktu Padankan NIK dan NPWP tinggal 2 Hari, Begini Cara Mudah Validasi via Online

Jika dilakukan perbandingan, maka luas total Bantar Gebang setara 200 lapangan bola

Belum lagi tumpukannya yang menjulang tinggi layaknya gunung, diperkirakan tinggi tumpukan sampah ada yang mencapai 40 meter dan ini mungkin setara dengan tinggi gedung 16 lantai.

Fakta tersebut menjadikannya sebagai yang terbesar di Indonesia bahkan juga Asia Tenggara.

Gunung sampah yang ada terbentuk dari kumpulan sampah yang dikirim dari berbagai wilayah di Jakarta ini ada sekitar 200 mobil pengangkut sampah yang masuk Bantar Gebang perharinya.

BACA JUGA:PERHATIAN! Bansos PKH, dan BPNT tahap 3 Belum Cair Via Pos, Tetapi Ada Dana Rp400rb Masuk ATM?

BACA JUGA:Selesai Uji Laik Fungsi, Jalan Tol Cimanggis – Cibitung Segera Tersambung

Setiap kendaraan yang masuk ke TPST Bantar Gebang akan didata, divalidasi, dan ditimbang dengan sistem yang terintegrasi dengan komputer.

Selanjutnya sampah-sampah dibongkar dari truk ke Titik Buang sampah yang ada lalu diratakan dan ditumpuk secara bertingkat menggunakan banyak alat berat.

Excavator bekerja menaikkan sampah secara berjenjang hingga membentuk gunung sampah yang menjulang tinggi.

Di lapisan paling Puncak, buldozer bertugas meratakan sampah ke berbagai sudut hingga memiliki kepadatan yang sama.

BACA JUGA:Bansos BPNT Sembako Cair Rp200rb Per 1 Juli 2024, Cek Pada Aplikasi Cekbansos Maupun Update Di SIKNG

BACA JUGA:PT OKI Pulp & Paper Mills Raih CSR Award 2024, Ini Kontribusinya Bagi Masyarakat

Kondisi Bantar Gebang mungkin terlihat begitu buruk bagi banyak orang.

Potret mencekam bercampur dengan aneka bau busuk semerbak menyengat indra penciuman menjadikan hamparan sampah ini bak neraka yang dihindari.

Namun begitu, ketahuilah sebenarnya banyak orang yang menggantungkan hidupnya di sini.

Di atas gunung sampah, ada sekitar 6000 pemulung yang mengais rezeki, memilih dan memilah sampah yang dapat mereka jual untuk menyambung kehidupan.

BACA JUGA:18,6 juta siswa semua jenjang akan menerima bantuan PIP dengan jumlah anggaran Rp 13, 4 triliun tahun 2024

BACA JUGA:INFO TERKINI! Segera Cair, Begini Cara Dapat BLT Mitigasi Risiko Pangan, Perbulan Sampai 200 Ribu

Meski hanya sampah tapi ini semua bak permata bagi mereka, barang bekas yang terkumpul selanjutnya dijual ke pengepul. Mereka bisa meraup 100 hingga 300 ribu rupiah per harinya.

Jelas Bantar Gebang memiliki peran vital bagi para pemulung, pengepul, dan penggiling yang bekerja secara informal mengambil potensi ekonomi dari sampah yang dibuang.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa perputaran uang hasil penjualan sampah di TPST Bantar Gebang sangat besar yakni mencapai 149 miliar rupiah per tahun.

Fenomena warung di atas hamparan Sampah juga menjadi secuil pemandangan unik yang menyita perhatian.

BACA JUGA:Cek Jadwal Pencairan Dana Bansos PKH dan BPNT Tahap 3, BLT MRP Migiasi Pangan Termasuk?

BACA JUGA:ATURAN BARU! Begini Cara Ajukan Nama Di DTKS Kemensos Beserta Berapa Lama Prosesnya

Namun begitu kehadiran warung ini menjadi sebuah bukti kejelian manusia dalam melihat peluang usaha.

Beratapkan terpal ala kadarnya, gubuk reot ini menjadi tempat pelepas dahaga dan peristirahatan sementara pemulung.

Jangan berharap kenyamanan di warung ini, berdiri tepat di atas sampah, lalat dan bau adalah kawan setia yang selalu hadir menemani.

Mereka yang seharian berjibaku dengan sampah biasanya akan beristirahat membeli makanan.

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Hari Ini 28 Juni 2024 Wilayah Sumsel, Siang Hari Cerah, Malam Diguyur Hujan

BACA JUGA:PLN Sebut 90 Persen Gangguan Listrik di Sumsel Dikarenakan Pohon Tumbang

Sebungkus nasi dilengkapi segelas minuman dingin menjadi asupan penambah energi untuk melanjutkan kembali perjuangan mencari rezeki.

Pemulung bermukim di sekitar area yang tak jauh dari tempat pembuangan sampah Bantar Gebang.

Bedeng dan gubuk-gubug sederhana menjadi rumah tempat mereka melepas lelah setelah seharian bergelut dengan tumpukan sampah.

Sebagai tempat pengelolaan sampah terpadu TPSP Bantar Gebang memiliki kemampuan mumpuni untuk mengolah sampah.

BACA JUGA:Ini Syarat-Syarat Agar Bisa Menerima Kompensasi dari PLN Akibat Blackout Listrik

BACA JUGA:Kkajhe Tumbang di Ronde Pertama Pertandingan Byon Combat 3, Begini Klarifikasi Pelatih Kkajhe

Pada akhirnya sampah-sampah ini mengalami proses lanjutan seperti Ipas, powerhouse, dan Terasering atau counttering landfill.

Inti dari semua itu adalah menyulap sampah menjadi lebih bermanfaat.

Seperti merubah gas yang dihasilkan sampah menjadi listrik melalui proses powerhouse atau menciptakan pupuk kompos yang bersumber dari sampah organik yang telah dipisahkan melalui berbagai tahapan.

Jadi intinya sampah yang sangat banyak ini tidak dibiarkan begitu saja menumpuk di area Bantar Gebang melainkan akan diproses selanjutnya hingga menjadi sesuatu yang bermanfaat.

BACA JUGA:Jembatan Ampera Sampai Pasar Cinde Bakal Ditutup 30 Juni 2024, Cari Jalur Alternatif di Sini

BACA JUGA:BLT Rp600 Ribu Cair di 4 Wilayah Ini, Cek Daerah Kamu!

Namun karena volume sampah yang masuk ke sini begitu besar, mencapai ribuan ton perharinya mengakibatkan penumpukan yang berujung pada terciptanya gunung sampah.

Singkatnya sampah yang ditampung di Bantar Gebang menjadi sebuah gambaran betapa besarnya volume sampah yang dihasilkan ibukota.

Namun itu adalah sebuah konsekuensi dari meningkatnya populasi yang mungkin tak terhindarkan.

Belum lagi tingkat kesadaran kita yang masih rendah dalam mengurangi penggunaan plastik yang sulit terurai.

BACA JUGA:Kisah Yeni, UMKM Binaan Bank Sumsel Babel Asal Muratara yang Sukses dengan Usaha Puding Kelapa DEGLA

BACA JUGA:BREAKING NEWS! PLN Akan Siapkan Kompensasi Kepada konsumen yang Berdampak Blackout Sebesar Rp 2,1 Juta

Selain itu apa yang terjadi di atas tumpukan sampah Bantar Gebang juga merupakan sebuah potret tentang kemampuan manusia dalam beradaptasi dengan lingkungan yang keras

Ribuan pemulung di Bantar Gebang adalah contoh nyata yang mendeskripsikan itu semua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: