Praktik pernikahan ini adalah cara Rasulullah untuk menghapus kepercayaan kuno masyarakat Arab kala itu.
BACA JUGA:Bikin Kayangan Gempar, Ini 4 Fakta Otot Kawat Balung Wesi Gatotkaca
BACA JUGA:Limited Edition! 8 Tradisi Unik di Indonesia yang Ada Hanya Ketika Lebaran, Apa Saja?
Banyak warga Arab yang meyakini jika bulan Syawal adalah bulan buruk, tidak baik untuk melangsungkan pernikahan.
Kepercayaan ini berawal pada hewan Unta betina di wilayah Arab yang menaikkan ekornya, merupakan suatu isyarat untuk tidak mau kawin.
Selain itu, nama bulan Syawal itu sendiri berasal dari kata Sya-lat al-ibil yang artinya "seekor unta yang mengangkat ekornya".
Pada catatan sejarah lain disebutkan bahwa Syawal merupakan istilah yang berasal dari kata Syalat an-naqah bi dzanabiha, dengan arti yang juga sama.
BACA JUGA:Sangat Unik dan Penuh Makna! Ini 5 Tradisi Lebaran di Berbagai Daerah Indonesia, Ada Daerahmu?
BACA JUGA:5 Alat Musik Khas Sumatera Selatan, Nomor 2 Populer Dikalangan Warga Lokal Palembang
Karena dasar itulah yang membuat orang Arab tidak mau melakukan pernikahan pada bulan Syawal dan menganggap pantangan untuk menikah, mereka justru menganggap bulan Syawal sebagai bulan yang membawa sial.
Untuk menghapus anggapan tersebut, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam kemudian menikahi Sayyidina Aisyah pada bulan Syawal.
Selain itu, ini adalah suatu bentuk penolakan terhadap kepercayaa orang Arab kala itu, yang menganggap sial melangsungkan pernikahan pada bulan tersebut
Islam memang tidak mengatur secara khusus tentang dalil dan dasar tentang pernikahan pada bulan Syawal.
BACA JUGA:Inilah 4 Tradisi Menarik Wong Palembang Saat Sambut Hari Raya Idul Fitri, Kamu Tahu?
Namun perlu diketahui bahwa Nabi telah menikahi tiga istrinya, yakni Saudan binti Zama’ah, Aisyah, dan Ummu Salamah semuanya tepat pada bulan Syawal.