Honda

Lebih 1.000 Kasus Perhari, Indonesia Masuk Gelombang Keempat Covid-19?

Lebih 1.000 Kasus Perhari, Indonesia Masuk Gelombang Keempat Covid-19?

PALPRES.COM – Setelah dua bulan melandai dengan angka kasus aktif di bawah 200 perhari, Covid-19 ‘meledak’ lagi di Indonesia. Dalam sepekan terakhir, kasus harian lebih dari 1.000 kasus. Inikah pertanda Indonesia memasuki gelombang keempat Covid-19?

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyayangkan ini bisa terjadi. Mestinya kasus harian itu ditekan terus dan dipertahankan di bawah 1.000 kasus.

"Kenaikan kasus memang tidak tinggi jika dibandingkan jumlah penduduk Indonesia, tetapi kenaikan ini merupakan alarm yang perlu kita waspadai," kata Wiku dalam keterangan pers.

Kasus harian yang melonjak belakangan ini menimbulkan kekhawatiran dapat memicu gelombang keempat Covid-19. Tetapi hal itu dinilai wajar. Mengingat mobilitas masyarakat kembali meningkat karena sejumlah pelonggaran.

Protokol kesehatan, kata dia, harus kembali diperketat. Setiap individu mesti bertanggungjawab melindungi diri, keluarga, dan orang-orang terdekatnya.

Berdasarkan perkembangan penanganan terkini, kasus mingguan naik sebesar 105 persen. Dari 3.688 pada minggu lalu, menjadi 7.587 di minggu ini. Kenaikan tersebut turut mempengaruhi kenaikan kasus aktif, yang sebelumnya 4.734 menjadi 8.594 pada minggu ini.

Tiga provinsi penyumbang kenaikan kasus terbanyak, yakni DKI Jakarta (naik 2.769 kasus), Jawa Barat (naik 686 kasus), dan Banten (naik 285 kasus).

Dengan meningkatnya kasus positif dan kasus aktif, seharusnya kasus kematian ditekan dan persentase kesembuhan ditingkatkan. Nyatanya, di minggu terakhir terjadi kenaikan kematian mingguan dari 28 menjadi 44 kasus.

Dan seharusnya, dengan naiknya angka kematian, maka segera lakukan evaluasi dan mitigasi agar kematian tidak terus meningkat.

"Meskipun jumlahnya tidak besar dibandingkan jumlah kasus positif, seharusnya jumlah kematian dapat ditekan. Selalu saya tekankan bahwa 1 kematian saja terbilang nyawa," kata Wiku.

Disamping itu, meskipun persentase kesembuhan terbilang masih tinggi yakni 97,28%, angka ini sedikit menurun. Seharusnya, angka kembali didorong agar terus meningkat, beriringan dengan upaya penurunan tren kematian.

Hal lain yang menjadi perhatian, dalam masa terjadi kenaikan kasus, testing menjadi salah satu indikator penting. Sebab dengan angka yang tinggi akan meningkatkan keakuratan jumlah kasus positif di tengah masyarakat.

Data testing minggu ini, jumlah orang diperiksa sebesar 340.723, atau mencapai 126,19% dari target WHO. Angka ini mengalami peningkatan selama 3 minggu terakhir.

Namun, Wiku menegaskan, ada kabar baik dari perkembangan Covid-19, yakni pada angka positivity rate mingguan yang angkanya masih di bawah 5% hingga minggu ini.

Namun Wiku menekankan hal ini harus diwaspadai, karena terjadi kenaikan selama 4 minggu berturut-turut dari sebelumnya 0,33% di minggu ke-4 Mei, menjadi 2,23% di minggu ini.

"Kabar baiknya, positivity rate ini masih di bawah 5 persen, dan masih dapat dikatakan aman. Tentunya angka ini harus tetap kita tekan sehingga tidak mendekati 5 persen. Dengan terus gencar meningkatkan testing di tengah masyarakat," ucapnya.

Untuk menyikapi perkembangan penanganan Covid-19 terkini, secara umum ada beberapa hal yang perlu untuk kembali digencarkan.

Mulai dari deteksi kasus sedini mungkin dengan meningkatkan kesadaran menuju ke tempat testing Covid-19 untuk diperiksa. Terutama kepada individu yang bergejala atau setelah itu berkontak erat dengan pasien positif COVID-19.

Selain itu, kepada pemerintah daerah untuk kembali memastikan bahwa tempat testing ada dan mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Lalu, upaya treatment pasien Covid-19 harus kembali dikuatkan. Peningkatan kematian pada minggu terakhir, maka perlindungan kepada kelompok rentan juga perlu ditingkatkan.

Sehingga perlu terus mendorong vaksinasi terutama pada penderita komorbid, anak-anak dan lansia untuk melindungi dari penyakit parah dan kematian. Serta perlu pengawasan pada pasien lebih ketat di tempat isolasi terpusat atau rumah sakit rujukan.

Terakhir, masyarakat kembali diingatkan terus memperketat kedisiplinan protokol kesehatan. Karena di tengah naiknya kasus saat ini, sangat penting untuk bisa melindungi diri sendiri dan orang lain dengan terus memakai masker dan mencuci tangan dengan rutin.

"Ingat, masing-masing individu dapat berkontribusi dalam menekan kasus COVID-19 di Indonesia dimulai dari diri sendiri," pungkas Wiku. CIT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: