Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kedua)
Sebelum akhirnya Kesultanan Banten menghancurkan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda. Sultan Banten yakni Sultan Ageng Tirtayasa, lalu tidak mengambil alih kekuasaan atas Lampung.
Hal ini dijelaskan dalam buku The Sultanate of Banten karya Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut:
BACA JUGA:Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Keempat)
"From the beginning it was abviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit, One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region".[9]
Di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1683) Banten berhasil menjadi pusat perdagangan yang dapat menyaingi VOC di perairan Jawa, Sumatra dan Maluku. ***
Sumber :
1. Surat-Surat Dari Lampung Korespondensi Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 , Saduran dari Naskah Surat-Surat Van Der Tuuk , Arman AZ , Perpusnas Press 2020
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Herman_Neubronner_van_der_Tuuk
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Lampung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: palpres.com