Yuk Datang dan Ramaikan Festival Reog Ponorogo Pertama dan Terbesar di Sumsel, Cek Infonya Disini
Pagelaran Reog Ponorogo dari Paguyuban Pawargo Reog Ponorogo Sumsel -Foto: Alhadi Farid-palpres.com
PALEMBANG, PALPRES.COM – Sebagai upaya melestarikan seni dan budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD Taman Budaya Sriwijaya bakal menggelar Festival Reog Ponorogo dan Kuda Lumping di Taman Budaya Sriwijaya, pada Sabtu-Ahad 10-11 Desember 2022.
Ketua Paguyuban Pawargo Reog Ponorogo Sumsel Mujianto mengatakan, gelaran seni dan budaya tersebut sebagai upaya melestarikan Reog dan Ponorogo di Sumsel.
“Festival ini merupakan festival pertama dan terbesar di Sumsel. Nantinya para pereog ini akan memperebutkan Piala Gubernur Sumsel. Oleh sebab itulah kami ucapkan terimakasih kepada Gubernur Sumsel H Herman Deru yang sudah peduli terhadap kesenian Reog Ponorogo Sumsel,” ucap Mujianto kepada Palpres.com.
Dia mengatakan, dalam festival tersebut diikuti oleh 10 Kabupaten/Kota di Sumsel. “Pesertanya kita batasi, karena ada 10 Reog dan 10 Kuda Lumping. Satu Reog saja bisa puluhan anggotanya, apalagi 10 Reog mungkin akan ada ratusan pereog yang ikut berpartisipasi. Belum lagi, kuda lumpingnya,” terang Mujianto.
BACA JUGA:3 Kesenian Asal Palembang Ini Nyaris Hilang Tergerus Zaman
Dia menyebutkan, reog adalah sebuah seni pertunjukan yang memiliki nilai seni sekaligus nilai-nilai luhur. Oleh sebab itulah, bagi kelompok yang memberikan penampilan terbaik akan mendapatkan Piala Bergilir Gubernur Sumsel.
“Ini kita lakukan untuk menyemangati mereka, dalam melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya yang ada di Sumsel, khususnya Reog Ponorogo dan Kuda Lumping,” jelas Mujianto.
Dalam festival tersebut, pihaknya membawa juri langsung dari Ponorogo, Jawa Timur. Untuk kuda lumping diambil dari dari Disbudpar Sumsel.
“Agar penjuriannya netral, makanya kita datangkan langsung dari Ponorogo,” cetusnya.
BACA JUGA:Wajib Diketahui! Inilah 5 Tradisi Adat di Sumsel Yang Hampir Punah
Mujianto menambahkan, dalam pertunjukan Reog Ponorogo tersaji dalam beberapa babak. Pada babak pertama, jenis tarian yang muncul adalah jaranan atau jathilan.
Pada babak ini kadang-kadang muncul tokoh Penthul-Tembem yang ikut menari dengan gerakan dan melucu. Kemudian muncul prajurit yang menggambarkan latihan perang.
“Pada babak kedua, adegan dimonopoli tokoh Singo Barong yang menari-nari dan memperlihatkan gerakan-gerakan pantomim, menirukan secara verbal tingkah laku harimau. Gerakan tersebut kemudian dilanjutkan dengan terjadinya perang antara prajurit dan Singo Barong. Pada adegan ini Singo Barong tampak agresif, demonstratif, atraktif dan melompat serta mengangkat penari dan sebagainya,” jelasnya.
Adegan selanjutnya diteruskan dengan Thethek Melek yang sudah menempatkan diri, mendampingi Singo Barong dengan kegiatan antara lain seperti memegang baju Singo Barong dan mengusir penonton yang masuk area. Adegan tersebut dikisahkan tentang kekalahan prajurit berkuda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: