12 Lokasi yang Pernah disinggahi Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah
Asal Usul Puyang Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah--doc palpres.com
Singkat cerita, sang gadi diajak kekampungnya, dan dipersuntingnya. Sementara itu selendang sang gadis ia sembunyikan di atas lumbung padi.
Setelah menikah, mereka dikaruniahi seorang putra yang di beri nama Dirut.
Pada suatu hari dikampung diadakan acara pesta panen yang sangat meriah dan turut dihardiri oleh Serunting Sakti dan istrinya.
Diadakanlah acara tari-tarian oleh muda-mudi kampung tersebut.
Istri Puyang Serunting Sakti yang konon adalah seorang bidadari (Betari), diminta ikut turun menari. Permintaan ini disetujui istrinya dengan syarat hanya bisa menari bila menggunakan selendang miliknya.
Dia tahu selendang tersebut disembunyikan oleh Puyang Serunting Sakti. Atas permintaan dari warga kampung agar selendang tersebut dikembalikan pada istrinya untuk dipakai menari.
BACA JUGA:Mengenal 3 Tradisi Kesultanan Palembang yang Wajib Di lestarikan
Karena terus didesak banyak orang, akhirnya dengan berat hati, Puyang Serunting Sakti mengizinkan istrinya menari dengan selendang yang diambilnya dari atas lumbung padi. Selendang tersebut disembunyikan di dalam ruas bambu yang lazim disebut tepang.
Dengan beralaskan dampar (nampan) kayu maka menarilah istri Puyang Serunting Saksti dengan lemah gemulai. Kecantikan dan kemahirannya menari membuat semua mata terpana.
Hingga tanpa disadari oleh semua orang, istri Puyang Serunting Sakti tak lagi menginjak bumi, melayang-layang, semakin tinggi. Tersadar istrinya mau terbang ke kayangan, Serunting Sakti mengejarnya, namun istrinya sudah terbang setinggi kepalanya, merasa tidak bisa menangkapp istrinya , Serunting mencabut golok dan membacok lutut istrinya.
Sambil menjerit kesakitan, istrinya mendarat di pelepah pohon kelapa gading. Sambil menangis sedih bercampur marah sang istri meneriakan kutukan: Bila ada anak cucuku yang makan nyiur ini tidak akan selamat hidupnya, bila ada anak cucuku kencantikan dan rambutnya panjangnya melebihi aku akan celaka.
BACA JUGA:Keren! 5 Tradisi Musi Banyuasin Ini Masih Tetap Lestari Hingga Kini
Serunting Sakti menyesali tindakanya, namun nasi sudah jadi bubur, sang istri menghilang kembali kekayangan untuk mengenang sang bidadari maka setiap acara diadakan tarian Kebagh yang berarti tarian terbang.
6. Batu Gajah
Si Pahit Lidah sungguh sakti kata-katanya. Setiap serapah sumpah yang keluar dari mulutnya yang berlidah pahit kontan akan membuat benda yang dikutuk menjadi batu. Begitu kira-kira dongeng lisan masyarakat Pasemah di kawasan Lahat dan Pagar Alam di Sumatera Selatan.
Lokasi situs megalitik itu letaknya di alam bumi Pasemah Lahat dan Pagar Alam, sekitar 500-an kilometer dari Palembang, di dataran tinggi antara 750 meter-1.000 meter di kaki Gunung Dempo dari Pegunungan Bukit Barisan dan daerah aliran hulu Sungai Musi dan anak-anak sungainya.
Batu ini berada di aliran sungai pengabuan tepatnya di wilayah Dusun Mudo, konon katanya batu tersebut berubah berbentuk seperti gajah karena di sumpah Pahit Lida. Batu itu di sumpah karena saat si Pahit Lidah mencuci beras tiba tiba air yang mengalir menjadi keruh yang sebabkan gajah menyebrangi sunagai pengabuan di hulunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: