Citraland
Honda

12 Lokasi yang Pernah disinggahi Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah

12 Lokasi yang Pernah disinggahi Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah

Asal Usul Puyang Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah--doc palpres.com

Ketika koran ini mengunjungi peninggalan bersejarah tersebut, diperoleh keterangan dari Jurai Tue Adat (Sesepuh. red) Idrus (62). Dituturkan Idrus, kisah adanya Batu Macan erat kaitannya dengan legenda Si Pahit Lidah yang beredar di masyarakat. Kisah berawal dari adanya seekor macan yang kerap kali mengganggu masyarakat desa di empat wilayah tersebut.

Keganasan macan yang semakin merajalela kepada penduduk, membuat Si Pahit Lidah memperingati macan untuk tidak meneruskan kelakuannya, namun sampai tiga kali teguran tidak pernah dipatuhinya dan macan terus saja mengganggu penduduk.

Ketika Si Pahit Lidah sedang bersantai dan berjemur di batu penarakan sumur tinggi, dari jauh dilihatnya seorang wanita sedang menjemur padi sambil menggendong anaknya, dan pada saat yang sama datang seekor macan dari arah belakang wanita secara mengendap-endap untuk menerkam wanita bersama anak yang ada di gendongannya.

Melihat itu, kembali Si Pahit Lidah memperingati macan, namun sayangnya teguran itu tidak juga membatalkan niatnya untuk menerkam wanita tersebut, sampai akhirnya Si Pahit Lidah berucap “Aii, dasar batu kau nii!” dan tiba-tiba macan tersebut berubah menjadi batu.

BACA JUGA:7 permainan Tradisional Sumatera Selatan Ini Sudah Jarang Dimainkan

Anehnya, bukan hanya macan yang menerima kutukkan dari Si Pahit Lidah, wanita berserta anak yang sedang digendongnya turut menjadi batu.

Setelah diselidiki, ternyata wanita tersebut adalah wanita pezinah dan anak yang sedang digendongnya adalah anak hasil perzinahan.

Dari kisah itu, lanjut Idrus, apabila seseorang diketahui berzinah, maka terdapat hal-hal yang harus dilakukan oleh si pelaku yakni menyembelih kambing sebagai basoh rumeh (pembersih rumah. red), dan apabila si wanita mengandung dan melahirkan, maka harus menyembelih kerbau sebagai basoh marge (pembersih lingkungan, red).

Hanya saja, sebelum kedua hewan tersebut disembelih maka pelaku harus dikucilkan dan tidak boleh bergaul seperti diungsikan di daerah lain atau di pegunungan, dan akan dapat diterima di masyarakat kembali setelah memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut.

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Lisan Senjang, Seni Menyampaikan Nasehat Khas Kabupaten Musi Banyuasin

5. Tari Kebagh

Konon katanya, sejarah tarian ini berkaitan dengan Puyang Serunting Sakti. Dikisahkan bahwa Serunting Sakti atau Si Lidah Pahit alias Puyang Semidang sedang melewati hutan lebat, dia mendengar suara ramai di suatu sungai yang ada air terjunnya.

Ternyata ada ternyata ada tujuh orang perempuan cantik sedang mandi smbil bersenda-gurau. Dia yakin ini bukan perempuan biasa, karena tidak mungkin manusia berani mandi di tengah hutan yang lebat. Sebagai laki-laki ia jatuh cinta pada para perempuan itu, seperti kisah jaka tarub, dicurilah salah satu selendang para gadis itu.

Benar dugaannya, selesai mandi para gadis tersebut mengambil selendang lalu terbang menghilang ke angkasa. Sambil menyembunyikan selendang tsb, dia menghampiri gadis yg sedang menangis karena ditinggalkan teman-temannya.

BACA JUGA:Jajanan Tradisional Dadar Gulung Taro Isi Unti Kelapa Dijamin Ketagihan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: