Honda

Kemenkominfo Gandeng Wakil Bupati OKI Edukasi Pelajar SMP Lawan Hoaks di Media Sosial

Kemenkominfo Gandeng Wakil Bupati OKI Edukasi Pelajar SMP Lawan Hoaks di Media Sosial

Wakil Bupati OKI diundang Kemenkominfo RI untuk menjadi narasumber Webinar Literasi Digital dengan tema Lawan Hoaks Di Media Sosial.--kemenkominfo ri

OKI – Rangkaian webinar literasi digital di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Jumat, 14 April 2023 nanti bisa dibilang istimewa. 

Selain istimewa karena mengangkat tema “Lawan Hoaks di Media Sosial”, tambah lengkap keistimewaannya karena bakal menghadirkan Wakil Bupati OKI HM Dja’far Shodiq sebagai narasumber.

Kegiatan webinar yang berlangsung pukul 09.00-11.00 WIB itu bakal diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) Semuel Abrijani Pangerapan.

Selain Wakil Bupati OKI, Kemenkominfo RI sebagai penyelenggara bakal mengundang narasumber lainnya yakni Dr Astri Dwi Andriani MIKom, Rektor Universitas Putera Indonesia (UNPI) Cianjur.

BACA JUGA:Giliran Siswa SD/SMP di Ogan Ilir Diajak Kemenkominfo Belajar Bijak, Kreatif dan Inovatif Gunakan Media Sosial

Kemudian dihadirkan pula Reni Risti Yanti (Presenter) bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL), Siti Kusherkatun SPdI (Asih) sebagai juru bahasa isyarat dan dipandu oleh moderator Ayu Amelia. 

Runner Literasi Digital Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) Suryati Ali menyebutkan, para narasumber tersebut akan memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.

“Webinar ini akan memperbincangkan tentang Lawan Hoaks di Media Sosial,” beber Suryati. 

Ia mengimbuhkan, masyarakat dihadapkan dengan berbagai informasi yang seringkali tidak dapat dipercaya, dari klaim medis palsu hingga rumor politik yang tidak jelas kebenarannya. 

BACA JUGA:Webinar Literasi Digital Kemenkominfo Edukasi Menjadi Pengguna Medsos Bijak, Kreatif dan Inovatif

Hoaks di media sosial dapat menyebabkan banyak kerugian, seperti menimbulkan kepanikan di masyarakat, mengancam keamanan nasional, hingga menyebabkan kerusakan reputasi individu atau organisasi. 

“Penyebaran hoaks di media sosial sangat sulit dihentikan karena informasi yang tidak akurat dapat menyebar dengan cepat dan mudah melalui platform media sosial,” imbuh Suryati. 

Selain itu, banyak orang yang kurang kritis dan tidak memeriksa kebenaran informasi sebelum membagikannya ke media sosial, sehingga hoaks semakin tersebar luas.

“Perlu ada upaya dari masyarakat, organisasi, dan pemerintah, untuk melawan hoaks di media sosial,” timpal Suryati. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: