Honda

Waduh, KKB Ajak Presiden Joko Widodo Negosiasi Agar Pilot Susi Air Bebas

Waduh, KKB Ajak Presiden Joko Widodo Negosiasi Agar Pilot Susi Air Bebas

Tangkapan Video yang Memperlihatkan Pilot Susi Air di Sandra KKB atau OPM. -Istimewa/Net-

PALPRES.COM- Hampir tidak ada kabar dari Kapten Philips Max Marten yang disandra Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 7 Febuari 2023, pada saat mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga.

Tiba-tiba, Rabu 26 April 2023, video Kapten Philips yang merupakan pilot Susi Air viral di media sosial setelah dibagikan oleh OPM.

Dalam video itu terlihat sang Pilot dalam kondisi sehat, hanya saja terlihat kurus saat awal disandra oleh KKB. 

Namun, dari keterangan yang disampaikan oleh Kapten Philips sendiri bahwa dia mengaku dalam keadaan sehat, yang mana video itu dibuat pada Senin 24 April 2023.

BACA JUGA:Benarkah 3 Daerah di Papua Ini Sasaran TNI dan Polri? Moeldoko: Langkah Tegas Bakal Diambil Untuk KKB

Diakui Philips, dirinya diberikan makan serta diperlakukan dengan baik oleh pihak OPM.

Anehnya, dia pun meminta pemerintah Indonesia agar tidak memakai bom untuk membebaskannya karena sangat berbahaya untuk dirinya.

Tidak hanya itu, dari keterangan tertulisnya juga, OPM meminta Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo (Jokowi) untuk menghentikan operasi militer di Nduga dengan segera.

Bahkan, pihak OPM pun mengancam kalau operasi militer tidak dihentikan, hal tidak diinginkan bakal terjadi hingga menyangkut nyawa Pilot Susi Air tersebut.

BACA JUGA:MANTAP! Penerima Bansos Akan Dapat BLT Dobel Cair, Cek Daftar Penerima Disini

Dan, pihak KKB ataupun OPM meminta negosiasi dengan pemerintah dalam hal ini Presiden, apabila mau Kapten Philips bebas harus segera dihentikan kegiatan operasi militer.

Terpisah, beredarnya video tersebut di respon oleh Kapendam Cenderawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman.

Dia membantah, adanya aksi pengeboman di wilayah Kabupaten Nduga terkait pencarian pilot asal Selandia Baru itu.

“Tidak ada itu, mereka menyebarkan isu di media sosial dengan memfitnah TNI dan Polri, semuanya hoaks,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: