Honda

Kisah Perjuangan Putri Jasmine Terlepas dari Belenggu Patriarki di Film Aladdin

Kisah Perjuangan Putri Jasmine Terlepas dari Belenggu Patriarki di Film Aladdin

Kisah Perjuangan Putri Jasmine Terlepas dari Belenggu Patriarki di Film Aladdin-sumber foto: ELLE-

PALEMBANG, PALPRES.COM - Bagi kamu yang sudah menonton film Aladdin tentunya tidak asing lagi dengan Putri Jasmine.

Pada bagian film Aladdin terlihat kisah perjuangan Putri Jasmine saat terlepas dari belenggu Patriarki. Hal ini memiliki nilai perjuangan bagi perempuan

Film remake dari animasi Aladdin di tahun 1992, kini dibawakan dalam bentuk live action karya Walt Disney Studios. Guy Ritchie bertindak sebagai sutradara dari film versi terbaru ini berhasil merancang karya yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur belaka.

Ternyata lebih dari itu, film ini menyampaikan banyak pesan-pesan kemanusiaan, makna kehidupan, cinta, kekuasaan, kejujuran, serta semangat perlawanan.

BACA JUGA:CEK FAKTA! Bansos BPNT Tahap 4 dan PKH Tahap 3 Cair, KPM Wajib Simak!

Berbagai nilai-nilai positif tersebut tercermin dalam satu cerita yang membuat penonton betah menonton hingga setelah film berakhir.

Sehingga, waktu yang biasanya digunakan untuk beristirahat setelah menonton, kini harus dialihkan mengingat dan memaknai kesan-kesan penting dari film tersebut.

Film "Aladdin" menjadi berbeda dari film-film Disney sebelumnya karena berhasil menenangkan kritik dari kelompok feminisme.

Sejak Disney memperkenalkan setiap karakter putri di tahun 1930-an, kelompok ini selalu aktif memberi kritik agar sosok Putri Disney tidak terperangkap dalam stereotip fisik perempuan seperti model yang profesional atau cerita yang menunjukkan ketidakberdayaan perempuan.

BACA JUGA:5 Jurusan Kuliah yang Banyak Diincar Kemenparekraf, Ada di PTN QS WUR 2024?

Yang membuat film ini berbeda dari film disney lain adalah peran Mena Massou sebagai Aladdin yang ternyata tidak begitu mencolok dibanding karakter Putri Jasmine yang sangat tersorot.

Begitu pula dalam versi animasinya, Putri Jasmine digambarkan sebagai sosok yang lemah dan tanpa tujuan yang jelas.

Namun, di dalam versi filmnya, Putri Jasmine menonjol dengan kekuatan suara dan kemampuan yang luar biasa kuat.

Bahkan, Putri Jasmine berhasil menggulingkan sistem patriarki yang telah berlangsung selama berabad-abad di kerajaan Agrabah.

BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi: Suhail bin Amr, Juru Bicara Quraisy yang Berhasil Hijrah

Tepatnya, pada adegan di kerajaan Agrabah yang selama ribuan tahun hukumnya tidak mengizinkan perempuan menjadi raja.

Maka, Putri Jasmine menentang pandangan ini dengan tegas, karena dia yakin bahwa kedudukan sebagai raja bukanlah hak khusus bagi laki-laki, melainkan juga bisa diemban perempuan kalau diberi kesempatan tersebut.

Adegan ini mencerminkan visi feminisme yang menyiratkan pesan bahwa tidak ada perbedaan mendasar antara laki-laki dan perempuan.

Setiap manusia adalah setara, memiliki hak dan kesempatan yang sama, terutama dalam hal hukum dan pemerintahan.

BACA JUGA:Trik Cepat Kaya Ala Jin Biru Bernama Genie di Film Aladdin, Mau Coba?

Kemudian, Putri Jasmine berjuang mengubah stereotip masyarakat yang mengira perempuan tidak mampu memimpin, sehingga adegan ini menjadi provokatif dan menginspirasi penonton untuk mendukung kesetaraan gender.

Selain itu, ternyata soundtrack film ini juga menanamkan nilai serupa.

Lagu berjudul ‘Speechless’ yang berhasil dikomposeri oleh Alam Menker itu menginterpretasikan ledakan dari kekesalan Putri Jasmine yang selama ini tidak dengar oleh sang ayah karena pengaruh sihir dari Jafar; seorang serakah yang ingin menduduki tahta kerajaan.

‘Karena aku, aku tidak bisa gentar. Ayo coba, coba hentikan aku dan tutup mulutku, aku tidak akan diam’

BACA JUGA:3 Pesan Moral dari Film Aladdin, Salah Satunya Tentang Persahabatan

Lagu itu dinyanyikan oleh Putri Jasmine saat adegan Jafar yang ingin mengambil kekuasaan ayahnya, maka Jasmine bernyanyi dengan lantang, kencang, dan penuh penghayatan.

Beberapa kali Putri Jasmine mengulangi lirik ‘Aku tidak akan diam, Aku tidak akan diam’ yang menunjukkan semangat dan keyakinan pada kebenaran yang diperjuangkannya.

Dari potongan lirik lagu tersebut, kita jadi mendapatkan pelajaran bahwa kita tidak boleh gentar, takut, atau diam dalam memperjuangkan kebenaran, bahkan jika hal itu merupakan alasan perbedaan gender.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: