Honda

Di Balik Keseruannya, Ternyata Film Kartun Aladdin Penuh dengan Stereotip di Kalangan Penonton

Di Balik Keseruannya, Ternyata Film Kartun Aladdin Penuh dengan Stereotip di Kalangan Penonton

Di Balik Keseruannya, Ternyata Film Kartun Aladdin Penuh dengan Stereotip di Kalangan Penonton--Sumber: Bobo Grid

PALEMBANG, PALPRES.COM — Ditayangkan pada tahun 1992, film kartun Aladdin menjadi sebuah titik penting yang mengubah pandangan banyak penonton dan masyarakat tentang cerita Aladdin dalam penggambaran Timur Tengah.

Film animasi Aladdin menggunakan kota fiksi Agrabah sebagai tanggapan masyarakat yang menduga bahwa cerita aslinya berlokasi di Cina.

Kota Agrabah ini diposisikan di sepanjang sungai Jordan yang bermuara di pantai Cina. Namun, dalam versi animasinya, Kota Agrabah dikembangkan lagi dengan adanya budaya dan arsitektur Arab, seperti mengambil inspirasi dari Taj Mahal untuk Istana Sultan.

Banyak juga yang mengatakan bahwa film kartun ini mengandung banyak stereotip di dalamnya.

BACA JUGA:7 Jurusan Kuliah Untuk Anak SMK Tersedia di Kampus Terbaik Indonesia Versi QS WUR 2024

Dalam kartun Aladdin, Kota Agrabah digambarkan sebagai kota misteri.

Serta ada pula karakter Jasmine digambarkan sebagai seorang putri yang ingin melarikan diri dari tradisi yang menindas dan merendahkan perempuan.

Selain itu, di kartun tersebut, warga Agrabah digambarkan sebagai penggenggam pedang, sedangkan wanitanya digambarkan sebagai penari.

Lebih parahnya lagi, dalam lirik lagu pembuka Arabian Nights terdapat stereotip yang merendahkan

BACA JUGA:8 Jurusan Kuliah yang Paling Diminati Lulusan SMK, Ada di Kampus Terbaik QS WUR 2024!

Bayangkan jika generasi saat ini mendengar dan memahami lirik tersebut.

Namun, di balik semua itu yang terpenting adalah kartun ini membuat pahlawannya, Aladdin dan Genie, terasa seperti orang Amerika dalam aspek budaya.

Keduanya digambarkan sebagai tokoh hang cerdas, romantis, lincah, dan memiliki pandangan yang berbeda dari masyarakat lain.

Itulah yang membedakan mereka dari penduduk Agrabah yang digambarkan sebagai konservatif dan tidak kolot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: