Honda

KISAH SAHABAT NABI: Abu Dzar Al Ghifari, Pimpinan Perompak yang Insyaf dan Berbalik Jadi Pembela Islam

KISAH SAHABAT NABI: Abu Dzar Al Ghifari, Pimpinan Perompak yang Insyaf dan Berbalik Jadi Pembela Islam

Ilustrasi -Trueclassics.net-

JAKARTA, PALPRES.COMAbu Dzar Al Ghifari merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan golongan awal masuk Islam. 

Seperti dikutip akumuslim.asia, nama Abu Dzar Al Ghifari merupakan nama panggilan dan beliau memiliki nama asli yakni Jundub bin Junadah bin Sakan. 

Abu Dzar bagian dari suku yang disebut Bani Ghifar, yang merupakan yang merupakan kabilah Arab Suku Badui dan mendiami pegunungan yang jauh dari penduduk kota. 

Suku Ghifar dikenal sebagai kumpulan perompak yang hobby berperang. 

BACA JUGA:6 Pemain Naturalisasi yang Gagal Bersinar, Nomor 5 Padahal Topskor Liga Australia

Keberanian mereka seakan tak terbatas, dan mereka sangat tangguh meski menghadapi segala bentuk kepedihan hidup dan kelaparan. 

Meskipun dia sudah didaulat sebagai pimpinan perompak, akan tetapi Abu Dzar punya hati yang lembut. 

Setelah sekian banyak kejahatan yang dilakukan, namun akhirnya Abu Dzar merasa bersalah dan ia berikrar untuk insaf dari semua kejahatan yang ia lakukan. 

Abu Dzar kemudian mengajak ibu dan saudara lelakinya yakni Unais Al Ghifar untuk hijrah meninggalkan kampung halamannya. 

BACA JUGA:8 Pemain Naturalisasi yang Bersinar, Nomor 6 Sukses Bobol Gawang Kuwait

Mereka pindah ke daerah yang disebut Nejed Atas di Arab Saudi. 

Hijrah yang dilakukan itu merupakan yang pertama kali baginya, dan keluarga untuk mencari kebenaran hakiki. 

Suatu ketika, ia mendapat informasi seorang di Kota Mekah yang mengaku sebagai utusan Allah SWT. 

Kemudian ia meminta saudara lelakinya Unais Al Ghifari ke Mekah untuk membuktikan kabar tersebut. 

BACA JUGA:5 Pemain Naturalisasi Ini Belum Pernah Bela Timnas, Nomor 4 Menikah dengan Perempuan Indonesia

Setelah mendapatkan informasi dari Unais yang datang langsung ke Mekah. 

Abu Dzar pun tertarik ingin mengetahui secara langsung apa yang disampaikan saudaranya tersebut. 

Abu Dzar berangkat ke Mekah dan bertemu Ali bin Abi Thalib yang mengajaknya bertemu langsung dengan Rasulullah SAW. 

Akhirnya tercapai juga niat Abu Dzar untuk bertemu dengan  Rasulullah SAW. 

BACA JUGA:Periksa NIK KK Anda, Ada 3 BLT Cair Minggu Depan Hanya untuk Kategori Ini

Akhirnya Abu Dzar bersahadat di depan Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW meminta Abu Dzar merahasikan keislamannya setibanya nanti di kampung halamannya. 

Namun bila mendapat kabar kemenangan Rasulullah SAW dan kaum muslimin, Nabi Muhammad SAW meminta Abu Dzar untuk datang kembali untuk bergabung dengan kemenangan Rasulullah SAW dan kaum muslimin. 

Ternyata Abu Dzar justru bertekad untuk mengabarkan keislamannya kepada siapapun. 

BACA JUGA:ALHAMDULILLAH, Hari Ini 4 Bansos Cair Serentak, KPM Terima Bantuan Tunai dan Sembako

Rasulullah SAW pun hanya diam dengan apa yang disampaikan Abu Dzar. 

Dengan penuh keberanian Abu Dzar berkeliling Kota Mekkah dan berteriak sambil mengatakan dirinya telah masuk Islam.  

Teriakan Abu Dzar itu membuat kaum Quraisy meradang. 

Mereka marah, Abu Dzar ditangkap dan dihujati pukulan. 

BACA JUGA:Alhamdulillah! 2 BLT Rp900.000 Cair Lebih Cepat Oktober Nanti, Bagi 10 Juta Pemilik KK

Kemudian Abbas bin Abdul Muthalib datang dan membantu membebaskan Abu Dzar dari amukan massa. 

Setelah kedatangan Abbas, baru kemudian Suku Quraisy mengetahui kalau Abu Dzar berasal dari suku Ghifar. 

Meski mengalami kejadian itu, Abu Dzar tetap berada dalam Islam, bahkan keimanannya semakin kuat dan meninggalkan duniawi. 

Di akhir hayatnya, Abu Dzar menyendiri di sebuah tempat yang sunyi bernama Rabadzah yang merupakan kawasan pinggiran Kota Madinah. 

BACA JUGA:Daerahnya Auto Gersang, Inilah 7 Kota Terpanas di Indonesia, Palembang Termasuk?

Saat menghadapi sakaratul maut, istri Abu Dzar menangis di sebelahnya, karena di akhir hayat suaminya, tidak dapat membeli satu helai kafan pun. 

Abu Dzar menenangkan istrinya, bahwa dirinya pernah mendengar sabda Nabi Muhammad SAW bahwa akan ada pertolongan dari para sahabat untuk membantu kaum muslimin yang meninggal di padang pasir. 

Benar saja, sesaat setelah Abu Dzar meninggal, datang sebuah rombongan kaum Muslimin yang melewati jalan itu dan rombongan tersebut dipimpin oleh Abdullah bin Mas’ud. 

Dengan bantuan Abdullah dan kaum muslimin, Abu Dzar Al Ghifari pun dimakamkan di Al Rabatha yang terletak di Arab Saudi pada tahun 652 Masehi. 

BACA JUGA:Kecil-kecil Cabe Rawit! Tanaman Microgreens dengan Segudang Manfaat, Solusi Menanam Tanpa Lahan

Begitulah kisah sahabat Nabi Muhammad SAW yang selalu teguh dalam keiamanan, dalam kondisi apapun yang dialaminya di dunia. 

Pengorbanannya untuk agama Islam Insya Allah akan mendapat ganjaran surga dari Allah SAW. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: