Honda

Khas Palembang: Mengenal Tradisi Tepung Tawar Cara Adat Perdamaian Pertikaian di Palembang

Khas Palembang: Mengenal Tradisi Tepung Tawar Cara Adat Perdamaian Pertikaian di Palembang

Khas Palembang: Mengenal Tradisi Tepung Tawar Cara Adat Perdamaian Pertikaian di Palembang-IG/-laelypassions

Sehingga, agar terus berkembang di masyarakat, tradisi ini perlu untuk dikenalkan ke generasi penerus. 

Bagaimana uniknya prosesi perdamaian dari dua orang yang bertikai pada tradisi Tepung Tawar Perdamaian?

BACA JUGA:Aesan Gede dan Aesan Paksangko: Baju Adat Pernikahan Palembang, Begini Fakta Serta Filosofinya!

BACA JUGA:WOW! Ternyata Ada Jubah Kuno Sepanjang 1,5 M yang Merupakan Peninggalan Dari Kesultanan Palembang Darussalam

Setelah terjadi pertikaian dan disepakati untuk melakukan Tradisi Tepung Tawar, keluarga pelaku datang ke rumah keluarga korban dengan membawa persyaratan prosesi.

Mulai dari ketan kunyit panggang ayam, air kembang tujuh rupa (seperti mawar, melati, melati gambir, cempaka, sedap malam, serta jeruk purut), serta oleh-oleh berupa kue jajanan pasar. Keluarga pelaku akan disambut keluarga korban di rumah yang sebelumnya sudah dihadiri terlebih dahulu oleh para pemangku adat.

Pelaksanaan prosesi dimulai salah satunya dengan angkan-angkanan (permohonan maaf disambut pernyataan angkat saudara), nulangi (menyuapkan ketan), nyacapi (mengusapkan air kembang pada bagian ubun-ubun korban dan pelaku oleh orangtua).

Kemudian dilanjutkan dengan doa selamat dan tolak bala agar pertikaian tidak terulang kembali.

BACA JUGA:7 Senjata Tradisional Asli Sumatera Selatan, Nomor 4 Tersimpan di Museum London

BACA JUGA:Melestarikan 'Ngobeng', Tradisi yang Hampir Punah di Palembang, Sarat dengan Nilai Filosofis yang Tinggi

Prosesi terakhir ditutup dengan acara makan bersama, caranya adalah dengan menghidangkan makanan buluh sebatang. 

Maksudnya dalah dengan menyusun makanan dalam formasi lurus. 

Prosesi dinyatakan berhasil jika ditutup dengan makan bersama dan kedua pihak sepakat tidak ada dendam.

Tradisi Tepung Tawar Perdamaian ini untuk mendamaikan pertikaian dengan netral yang dimediasi oleh pemangku adat. 

BACA JUGA:Mengenal Keindahan Tanjak dan Filosofinya: Telah Eksis Sejak Masa Kesultanan Palembang Darussalam

BACA JUGA:3 Makna Filosofis yang Terdapat Pada Rumah Limas Palembang yang Mungkin Kamu Belum tahu, Apa saja?

Konon, jika kesepakatan diingkari oleh salah satu pihak atau keduanya, maka akan mendapatkan bala yang lebih besar.

Tradisi Tepung Tawar Perdamaian memang unik karena prosesnya berdamai. 

Tradisi melayu ini sebenarnya tidak hanya berlaku di Palembang tapi juga dapat dilakukan pada daerah lain. 

Hanya saja, karena Palembang mengajukan terlebih dulu maka penetapannya sebagai Warisan Budaya Tak Benda diberikan pada Kota Palembang.

BACA JUGA: 3 Tradisi Unik di Sumatera Selatan, Satu Diantaranya Bisa Ambil Ikan Secara Gratis

BACA JUGA:'Jangan Dak Tau' Inilah 7 Suku yang Ada di Sumatera Selatan, Kamu Asli Orang Mana Nih?

Namun sekarang sudah jarang dilakukan, karena saat ini digunakan cara kekeluargaan yang lebih simpel.

Manfaat dari tradisi ini cukup luar biasa karena bisa menjadi saudara angkat dari orang yang pada awalnya bertikai. 

Namun semua ini kembali kepada pribadi masyarakat masing-masing.

Agar lebih sempurna, perlu dilakukan revitalisasi lembaga adat, dengan demikian sosialisasi warisan budaya akan lebih mudah dilakukan.

BACA JUGA:5 Tradisi Unik Masyarakat Indonesia, Dari Kecantikan Menato Tubuh hingga Tradisi Ekstream

BACA JUGA:Tari Gending Sriwijaya dan Tari Tanggai di Sumsel Tak Ada Dasar Hukum, Benarkah?

Ayo Gabung di Channel WhatsApp dengan cara klik link ini "Channel WA palpres.com".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: