Honda

Pilpres Iran 2024 Berakhir Tanpa Ada Pemenang, Lanjut Putaran Kedua

Pilpres Iran 2024 Berakhir Tanpa Ada Pemenang, Lanjut Putaran Kedua

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei didepan pasukan bersenjata negara Persia [email protected]

TEHERAN, PALPRES.COMPilpres Iran 2024 berakhir tanpa ada pemenang.

Soalnya, tak ada satupun kandidat yang berhasil mencapai persentase 50 plus 1 pada Pemilihan Presiden (Pilpres) yang berlangsung pada 28 Juni 2024 lalu.

Hukum Iran mengharuskan pemenang mendapat lebih dari 50 persen, dari seluruh suara yang diberikan. 

Jika tidak, dua kandidat teratas akan maju ke putaran kedua seminggu kemudian.

BACA JUGA:2 Bansos Reguler dan BLT MRP Pangan Dicairkan Pada Juli 2024, 5 Kriteria Ini Berpeluang Dapat!

BACA JUGA:MIRIS! 5 Kota di Jawa Timur Ini Paling Tidak Aman Bagi Perempuan, Nomor 1 dan 3 Zona Merah

Putaran kedua Pilpres untuk mengganti mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi yang tewas dalam kecelakaan helikopter beberapa waktu lalu, akan digelar pada 5 Juli 2024.

Diketahui, dalam Pilpres Iran 2024 sejumlah kandidat turut ambil bagian.

Pada kandidat tersebut yakni Mohammad-Bagher Ghalibaf, Ketua Parlemen Iran.

Lalu, Saeed Jalili, seorang mantan perunding nuklir.

BACA JUGA:Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, HK Perkuat UMKM di Rest Area Jalan Tol

BACA JUGA:Cari Solusi Pengangguran di Indonesia dengan ‘Bangun Generasi Mustahil Miskin’

Ulama Syiah Mostafa Pourmohammadi.

Masoud Pezeshkian, Anggota Parlemen Iran.

Alireza Zakani yang kini menjadi Wali Kota Teheran.

Mendagri Iran Mostafa Pourmohammadi.

BACA JUGA:Langkah Menuju Net Zero Emission, Elnusa Hijaukan Area Operasi di Tembilahan

BACA JUGA:PGE Gaet Elnusa, PertaMC dan PGAS Solution untuk Mewujudkan Transisi Energi Bersih

Terakhir, Wakil Presiden yang ditunjuk sebagai Penjabat Presiden Iran menggantikan mendiang Ebrahim Raisi, Amirhossein Ghazizadeh-Hashemi.

Mohsen Eslami, juru bicara pemilu, mengumumkan hasilnya dalam konferensi pers yang disiarkan oleh televisi Pemerintah Iran, Sabtu 29 Juni 2024 waktu setempat.

Dalam Pilpres putaran pertama itu, Masoud Pezeshkian, yang tampaknya merupakan pilihan 'moderat', mengungguli kandidat ultra-konservatif Saeed Jalili.

Namun, Masoud Pezeshkian gagal mencapai 50 persen lebih suara yang dibutuhkan untuk mengamankan mayoritas. 

BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Sumbagsel Bantu 50 Cool Box, Dukung Peningkatan Kualitas Hasil Tangkapan

BACA JUGA:Anak Muda Merapat! Buruan Ikut Campaign Sharp Content Creator Hunt 2024, Hadiahnya Puluhan Juta Rupiah

Ketua parlemen Mohammad Bagher Qalibaf memperoleh 3,3 juta suara, sementara ulama Syiah Mostafa Pourmohammadi memperoleh lebih dari 206.000 suara.

Kementerian Dalam Negeri Iran telah mengkonfirmasi putaran kedua pemungutan suara akan berlangsung pada 5 Juli.

Dalam sejarah Iran, Pilpres putaran kedua ini merupakan pengulangan terhadap Pilpres 2005 lalu.

Dimana saat itu tokoh garis keras Mahmoud Ahmadinejad, mengalahkan mantan presiden Akbar Hashemi Rafsanjani.

BACA JUGA:Jadwal Sholat Hari Ini 30 Juni 2024 untuk Wilayah Palembang dan Sekitarnya

BACA JUGA:Lowongan Kerja Bank Negara Indonesia Program Rekrutmen Bina BNI 2024, Begini Cara Daftarnya!

Partisipasi Minim

Dalam Pilpres Iran putaran pertama, Pezeshkian menerima 10,4 juta suara sementara Jalili 9,4 juta, dari 24,5 juta suara dalam pemilu hari Jumat.

Meskipun 61,5 juta warga Iran berhak memilih pada hari Jumat. 

Memang tingkat partisipasi pemilih di Iran terbilang rendah.

BACA JUGA:Polisi Bergerak Buru Pemilik Sumur Muba Yang Terbakar, Stop Segala Kegiatan Tambang Ilegal

BACA JUGA:Sumur Illegal Drilling Terbakar, Pj Bupati Muba Langsung Turun ke Lokasi

Hal itu dipandang mencerminkan frustrasi masyarakat yang semakin mendalam, setelah bertahun-tahun mengalami perselisihan ekonomi dan penindasan politik.

Sanam Vakil, Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara di Chatham House, mengajak semua pihak di Iran melihat rendahnya angka partisipasi dalam Pilpres, sebagai sebuah protes terkait apa yang ditawarkan para kandidat maupun sistemnya.

Sementara itu, puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di seluruh Eropa pada hari Sabtu.

Massa menyuarakan antipati terhadap pemerintah petahana dan, seruan untuk memboikot 'pemilihan palsu' pemimpin tertinggi Ali Khamenei.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: