Honda

Ternyata Ini Hotel Pertama di Palembang, Jadi Rujukan Warga Belanda pada Masa Jayanya

Ternyata Ini Hotel Pertama di Palembang, Jadi Rujukan Warga Belanda pada Masa Jayanya

Hotel Palembang pada masa jayanya menjadi rujukan warga Belanda untuk menginap. Tampak kondisi belas Hotel Palembang saat ini.-Dudi Oskandar-

PALEMBANG, PALPRES.COMHotel Pertama di Palembang ternyata milik seorang pengusaha pribumi asli.

Hotel tersebut bernama Hotel Palembang, didirikan pada 1905.

Oleh warga Palembang, hotel tersebut dikenal dengan nama Hotel Raden Nangling.

Soalnya, hotel tersebut didirikan oleh Raden Nangling pada 1905.

BACA JUGA:Tanpa Noa dan Estella, Coach Mochi Bawa 24 Pemain ke Hongkong Termasuk Trio Abroad Sydney, Katarina dan Kayla

BACA JUGA:Bansos PKH, dan BPNT Cair Via Pos Bulan Ini, Sekaligus BLT MRP Rp200rb Langsung 3 Bulan Sekaligus Untuk 3 Krit

Masyarakat Palembang mengenal Raden Nangling adalah pejuang kemerdekaan dan juga keturunan Suhunan Husin Dia’uddin.

Raden Nangling merupakan Direktur Koran Teradjoe dan Ketua Sarekat Islam Cabang Palembang.

Hotel Palembang atau Hotel Raden Nangling sangat terkenal di Bumi Sriwijaya pada masanya.


Hotel Palembang saat pada masa jayanya, dengan tamu warga Belanda. Sebagaimana foto arsip perpustakaan Leiden Belanda.-Leiden university-

Bukan hanya pada masyarakat Palembang atau Sumsel, hotel ini juga menjadi rujukan warga asing saat itu.

BACA JUGA:Kemensos Salurkan 5 Bansos Periode Juli - September, Ada yang Besarannya Capai Rp20.000.000 Per KK

BACA JUGA:Cara Pengajuan KK dan KTP Agar Terdata Di DTKS Untuk Dapat Bansos Tanpa Ke Desa Atau Kelurahan

Raden Helmi Fansuri yang merupakan keturunan ke-empat dari Raden Nangling, menjelaskan bahwa Hotel Palembang ini berdiri pada 1905 hingga 1945.

Setelah 1945 hingga 1947, atau pada masa perjuangan fisik, menurut Helmi Fansuri, hotel tersebut digunakan sebagai markas laskar-laskar perjuangan,  

Mulai era 1960-an, menurut Helmi Fansuri, hotel tersebut menjadi tempat tinggal kedua orang tuanya.

“Hotel Palembang terdiri dari 10 kamar, baik lantas atas maupun bawah.

BACA JUGA:4 Kriteria Pemilik Kartu BPJS Kesehatan yang Bisa Mendapatkan Bansos PKH Sebanyak 3 Bulan Sekaligus

BACA JUGA:Begini Cara Daftar Bansos PKH dan BPNT Tahap 3 Tanpa Harus Melalui Cek Bansos

Soal fasilitas layaknya penginapan biasa.

Orang datang ke sana hanya untuk menginap.

Dahulu banyak orang Belanda yang menginap di hotel tersebut,” jelas Helmi Fansuri, Senin 8 Juli 2024.

Ramainya orang Belanda menginap di Hotel Palembang, menurut Helmi Fansuri, tak lepas dari hanya hotel itu yang ada di kawasan 17 Ilir, pusat perdagangan dimasa dahulu.

BACA JUGA:Infinix Smart 6 NFC, Ada Fitur NFC, Mirip iPhone, Harga 1 Jutaan, Mau?

BACA JUGA:PT Mulia Boga Raya Tbk Buka Lowongan Kerja SMA SMK, Ini Cara lamarnya!

Karena aktif di dunia bisnis, Raden Nangling yang asli Palembang ini menurut Helmi Fansuri, mendirikan hotel di kawasan pusat sentra perdagangan di Palembang kala itu.

Namun diakui  Helmi Fansuri, bentuk Hotel Palembang saat ini sudah tak asli lagi.

Karena, sempat dipugar oleh orang tuanya Raden Hamzah F Soetonelendro pada 1960-an untuk dijadikan tempat tinggal.

“Sebagian lantai bawah hotel, difungsikan menjadi toko-toko yang disewakan, “ ungkap Helmi Fansuri, seraya menambahkan bahwa luas tanah Raden Nangling di daerah itu mencapai setengah hektaran.

BACA JUGA:3.069 Mahasiswa Baru Diterima Masuk Unsri Lewat Jalur Mandiri, Pengumuman Penerimaan Seleksi Terakhir

BACA JUGA:Bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan Bisa Tampung 223,6 Juta Meter Kubik, Segini Anggarannya?

Ada kisah yang akan unik dari Hotel Palembang.

Konon, pantangan jika menginap di bekas Hotel Palembang dengan tidak sopan.

“Ada kawan-kawan yang pernah menginap di hotel itu.

Mungkin saat tidur tidak sopan, dia mendadak sakit,” ungkap Helmi.

BACA JUGA:TVS Ntorq 125 XT Baru Dirilis Tahun 2024 Memiliki Fitur Canggih Perintah Suara

BACA JUGA:Sriwijaya FC Belum Punya Sosok Pemimpin Presiden Klub yang Baru Buat Arungi Liga 2 Musim Ini

Sementara itu Kemas Ari Panji, seorang Sejarawan Palembang menjelaskan, bahwa kawasan 17 Ilir tempat Hotel Palembang berdiri adalah sebuah wilayah yang masa Kesultanan Palembang Darussalam di sebut Gogoek  Ketandan atau  Gogoek Sayangan .

Disebut Ketandan dan Sayangan, menurut Ari Panju, dijelaskan dalam catatan Kesultanan Palembang Darussalam.

Ketandan maksudnya adalah guguk dari Bendahara,  pemungut  pajak zaman Kesultanan Palembang Darussalam.

Sedangan Sayangan adalah guguk tempat pengrajin tembaga.

BACA JUGA:Mengalami Data Pribadi Disebar Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengatasinya

BACA JUGA:Sebaiknya Anda Tahu! Ini 4 Fakta Menarik Seputar Museum Taman Prasasti

“Wilayah 17 Ilir ini secara administrasi mulai dari simpang Pasar Burung, lalu terus ke Jalan Kol Atmo sampai ke Kuburan Raden Nangling didepan Pasar Cinde, dan sedikit melebar kearah Sayangan  (Pasar Buah),” kata dosen UIN Raden Fatah Palembang ini.

Sejak dahulu, lanjut Ari Panji, Kelurahan 17 Ilir ini menurutnya memang sejak dahulu dikenal sebagai pusat kota dan pusat perdagangan di Palembang.

“Sejak zaman Kesultanan disini menjadi pusat dagang,  karena tidak jauh dari Sungai Musi di Kelurahan 16 Ilir.

Dermaga-dermaga juga  tidak jauh dari sini.

BACA JUGA:Deretan Keistimewaan Tanaman Hias Janda Bolong, Ternyata Bisa Mengusir Energi Negatif loh

BACA JUGA:Inilah Daerah Penghasil Batu Akik Red Raflesia Berkualitas Tinggi

Ada dermaga Tanggo Batu, Sungai Rendang dan 16 Ilir dan sebagainya,” katanya.

Hotel pertama di Palembang, menurut Ari Panji, dibangun oleh Raden Nangling di kawasan 17 Ilir.

“Ada catatan sejarah dan dokumen peta Belanda pada 1914, bahwa di lokasi itu ada Hotel Palembang.

Bahkan, fotonya ada di Belanda,” jelas Ari Panji.

BACA JUGA:Berikut 7 Obat Alami Untuk Pelancar dan Penghilang Nyeri Haid, yuk Simak Ulasannya

BACA JUGA:Ini 6 Bahan Alami Untuk Mengatasi Rambut Rontok

Ditambahkan Ari Panji, dia mendatangi langsung zuriat dari Raden Nangling yaitu Raden Helmi Fansuri, untuk memastikan keberadaan Hotel Palembang.

“Ternyata benar, disini dulu adalah Hotel Palembang.

Hotel Palembang oleh masyarakat setempat di kenal sebagai Hotel Raden Nangling.

Karena pemiliknya dalah Raden Nangling atau nama aslinya Raden Mahjub,” tegas Ari Panji.

BACA JUGA:Rakor Inflasi : Masalah HET Minyak Goreng dan TBC Jadi Perhatian

BACA JUGA:Pemkot Lubuklinggau Gelar Rapat Pemantapan Kegiatan Pameran Dagang

Ari Panji menambahkan, keberadaan Hotel Palembang sangat kental kaitannya dengan Sejarah Kota Palembang.

Khususnya, pada peristiwa Perang 5 Hari 5 Malam yang berkobar di Palembang,  1 hingga 5 Januari 1947.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: