Honda

Manusia Makhluk Sempurna Tapi Punya Keterbatasan, Apa Itu? Ini Kata Ustad Felix Siauw

Manusia Makhluk Sempurna Tapi Punya Keterbatasan, Apa Itu? Ini Kata Ustad Felix Siauw

Menurut Ustad Felix Felix Siauw, manusia itu dikasih sedikit saja daripada tanggung jawab atau tidak semuanya oleh Allah SWT sehingga punya keterbatasan. -YT/Tretan Universe-

JAKARTA, PALPRES.COMManusia Makhluk Sempurna Tapi Punya Keterbatasan.

Buktinya manusia seringkali kita merasa depresi, merasa stres, dan  merasa tertekan. 

Mengapa demikian?

Karena merasa bisa mengendalikan, bisa mempengaruhi, dan  mengatur tanggung jawab atas segala sesuatu. 

Padahal sebenarnya menurut Ustad Felix Felix Siauw, manusia itu dikasih sedikit saja daripada tanggung jawab atau tidak semuanya. 

BACA JUGA:Kuliner Legendaris Magelang, Resep Kupat Tahu Cocok untuk Sarapan Bersama Keluarga

BACA JUGA:4 Tempat Wisata Kuliner Legendaris di Magelang, Salah Satunya Sudah Ada Sejak Tahun 1983

Misalnya ada seseorang yang di zaman ini, diuji dengan kematian, diuji dengan kesehatan, dan diuji dengan harta. 

Ketika ada seseorang yang menghadapi sebuah kondisi, dimana kedua orangtuanya harus dipanggil oleh Allah subhanahuwata'ala (SWT) dalam kondisi sakit. 

Kemudian ia ditinggalkan oleh orang-orang yang dia kasihi dan sayangi,  maka ada beberapa orang yang tidak bisa menerima dan akhirnya dia stres atau kena mental. 

Kenapa bisa seperti itu? 

BACA JUGA:Ini 5 Batu Akik Kegemaran Raja Majapahit, Nomor 4 Simbol Kemakmuran dan Kedudukan

BACA JUGA:Timnas Indonesia Bertabur Pemain Naturalisasi, Ini Kata Legenda Belanda Robin van Persie!

Karena dia merasa bahwa dia punya kendali dan dia merasa bisa mengontrol sesuatu, maka ketika dia mendapati hasil yang tidak seperti yang dia harapkan, maka dia stres atau depresi. 

Padahal sebenarnya sedikit sekali permintaan Allah SWT untuk kita lakukan dan dan hampir sebagian besar yang terjadi itu, sebenarnya bukan kita yang dimintai pertanggungjawaban. 

Makanya Islam itu sederhana, Islam itu minta kita untuk serius atau bersungguh-sungguh dalam perkara-perkara yang Allah SWT beri ke kita untuk dipertanggungjawabkan. 

Kemudian, dalam perkara-perkara yang kita tidak tanggungjawab,  kita berserah kepada Allah SWT. 

BACA JUGA:Kilauannya Tiada Tara! 4 Batu Akik Ini Bisa Atasi Stress dan Pembawa Hoki

BACA JUGA:Solusi Tepat Untuk Modal Usaha! Ini Cara Ajukan KUR Syariah Pegadaian, Dana Cair Hingga Rp10 Juta

Itulah arti daripada Islam.

Islam itu adalah agama yang berserah. 

Kemudian, muslim itu berarti orang yang menyerahkan atau pasrah.

Tapi pasrah itu bukan berarti tidak melakukan apapun, itu bukan pasrah.

BACA JUGA:Simbol Kecantikan dan Mistis: Ini 5 Alasan Batu Akik Dicari Banyak Kolektor

Ada satu kisah di dalam Al-qur’an yang bisa kita jadikan sebagai satu pedoman.

Misalnya suatu waktu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) mendapati Abu Thalib, pamannya, sedang sakaratul maut.

Kita sudah tahu bahwa pamannya ini adalah salah seorang yang sangat dicintai Rasulullah SAW.

Karena beliau yang memberi perlindungan, jaminan, dan  harta, serta apapun yang diperlukan oleh Nabi Muhammad ketika berdakwah. 

BACA JUGA:Penyaluran KUR 2024 Berlanjut, Pemerintah Proyeksikan Rp300 Triliun

BACA JUGA:Ini 9 Fakta Unik Batu Akik Zamrud, Sering Dianggap Pelindung dan Pemikat

Tapi sayangnya pamannya ini sekarat tidak dalam keadaan Islam, maka Rasulullah SAW pergi, lalu menyakinkan pamannya dan berharap bahwasanya pamannya akan masuk Islam. 

Tapi apa yang terjadi? 

Pamannya Abu Thalib wafat dalam keadaan bukan muslim. 

Maka kebayang lah seperti apa sedihnya Rasulullah SAW pada saat itu.

BACA JUGA:Terbaru! Ini Syarat Lengkap Ajukan KUR BRI 2024 dengan Bunga Rendah, Tanpa Jaminan

BACA JUGA:Seperti Apa Doa yang Terbaik untuk Kita? Ini Kata Ustad Adiwarman Azwar Karim

Para penulis sejarah menggambarkan ini sebagai Amul Huzn, atau sebagai salah satu yang menyebabkan kenapa saat itu disebut dengan tahun kesedihan. 

Karena Rasulullah SAW kehilangan Abu Tholib dalam keadaan tidak beriman. 

Kesedihan yang dialami Rasulullah SAW sangat dipahami Allah SWT.

Oleh karenanya Allah SWT menurunkan satu ayat, yakni ayat 56 dari Surat Al Qashash yang merupakan ayat penghibur kepada Rasulullah SWT. 

BACA JUGA:Buat Apa Libya Menghadapi Timnas Indonesia? Ternyata Ini Targetnya

BACA JUGA:Kado Tahun Baru 2024, Bansos Rp2.400.000 Segera Cair, Kamu Bisa Dapat dengan Ikuti 2 Langkah Ini

Ayat ini sekaligus ayat untuk mengingatkan Rasulullah SAW. Ayat Al-qur’an yang diturunkan Allah SWT bunyinya seperti ini”

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. 

Dari peristiwa tersebut, maka kita dapat kita garis bawahi mengenai “wilayah”nya manusia, yakni wilayah yang tidak dia bisa kuasai dan wilayah yang bisa kuasai. 

Seolah-olah Allah SWT ingin menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa mengenai pemberian hidayah kepada seseorang, bukan tanggung jawab beliau. 

BACA JUGA:Selain Mahal, ini 8 Manfaat Batu Zamrud, Untuk Pemikat, Kesehatan, dan Rezeki

BACA JUGA:Paling di Buru Wisatawan, Ini 7 Wisata Kuliner Khas Purbalingga, Enaknya Kebangetan

Maka, bila ada orang yang beriman kepada Allah itu SWT, berarti kerjaannya Allah SWT. 

Jadi pada intinya, manusia hanya dapat menghimbau manusia lain untuk mendekatkan diri dan bertakwah atau bahkan memeluk Islam. 

Karena selebihnya, urusan Allah SWT, apakah memberikan orang tersebut atau hidayat atau lebih mendekatkan diri Nya, maka itu wewenang Allah SWT. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: