LAHAT, PALPRES.COM - Banjir bandang yang melanda beberapa desa di kecamatan di Kabupaten Lahat, telah reda derasnya arus sungai pun mulai melemah, kini yang ada tinggal sisa-sisa tumpukan sampah serta potongan kayu terseret aliran sungai.
"Betul, setelah banjir tidak lagi menerjang, kini sepanjang lebih kurang 400 meter Sungai Pangi kita normalisasi," sebut Kepala Desa (Kades) Keban Agung, Kecamatan Kikim Selatan, Fitra Juanda, Kamis 16 Maret 2023.
Fitra Juanda menerangkan, satu alat berat telah diturunkan, untuk mengangkut sampah maupun potongan kayu yang tersangkut dipinggir Sungai Pangi.
"Makanya kita bergerak cepat, membersihkan seluruh sampah yang terbawa arus, supaya aktifitas masyarakat yang bergantung pada sungai pulih kembali," sebutnya.
BACA JUGA:REZEKI NOMPLOK! Uang Kuno Rp100 Kapal Pinisi Dihargai 10 Motor
Dirinya menambahkan, pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Keban Agung, semaksimal mungkin memberikan pelayanan yang terbaik, agar penduduk bisa memanfaatkan kembali sungai yang memang sudah menjadi urat nadi perekonomian mereka.
"Oleh karena itulah, apa yang telah terjadi pada banjir bandang tersebut, setidaknya menjadi bahan pelajaran bagi kita semua, agar dapat memperhatikan lingkungan sekitar dan ekosistem," sebut Fitra Juanda.
Fitra Juanda menuturkan, untungnya dari peristiwa tersebut, tidak ada korban jiwa pun termasuk fasilitas umum lainnya jauh dari kata rusak.
"Hanya saja, kami tetap waspadai terhadap segala bentuk yang bisa membuat kejadian serupa terulang lagi," tegasnya.
BACA JUGA:Punya Uang Kertas Kuno Ini Bisa Tukar Dengan Motor Baru, Cek Koleksimu!
Sementara itu, Camat Kikim Selatan, Hermansyah HB SE menyampaikan, pihaknya terus menerima bantuan dari donatur, yang disalurkan kepada desa-desa terdampak langsung banjir bandang.
"Ini merupakan bencana alam yang tidak seorang pun menginginkannya, tetapi, mari kita renungkan dan telaah apa yang sebenarnya terjadi, sehingga banyak pemukiman dan areal sawah dan kebun rusak diterjang banjir," ucapnya.
Dirinya berharap, mari jaga ekosistem sungai dan tidak menebang kayu didalam hutan, sebab dapat mengakibatkan tanah longsor dan luapan air bah.
"Untuk itulah, kita banyak-banyak berdoa agar selamat dan dijauhkan dari bahaya bisa menjadi korban jiwa," pungkas Hermansyah HB.