Selain klasifikasi berdasarkan usia tadi, bisa ditambahkan juga jenis kelamin dan profesi pemilih, atau bisa berdasarkan peta demografi suatu wilayah.
Keterangan pada tabel diatas sudah bisa membaca peta khalayak kita seperti apa yang akan kita tuju.
Tahap Kedua, setelah kita sudah mengetahui segmentasi khalayak berdasarkan kelompok umur, setidaknya pesannya akan lebih mudah dibuat.
Tapi pada kenyataanya saat ini pesan masih sangat standar dan miskin informasi.
Bakal calon walikota Palembang ini memang sudah ada yang mungkin masyarakat kenal berdasarkan ketokohan ataupun garis keturunan (biasanya mengunakan nama belakang orang tuanya, yang sudah dulu dikenal masyarakat).
Untuk kondisi seperti ini relatif akan lebih mudah menyampaikan siapa sosok ini.
Tinggal bagaimana menyusun pesan yang berisi tentang informasi bakal calon tersebut secara efisien, bisa melalui pengalaman/ profesi/ prestasi atau informasi utama lainnya, tentunya dengan melihat skala prioritas mana informasi yang haru didahulukan.
Lagi-lagi terlihat hanya foto bakal calon yang dominan dan informasi siap menjadi orang nomor satu di Palembang.
Pertanyaan usil yang sering muncul di khalayak adalah mungkin orang tua anda sudah punya kontribusi buat Negara/ Provinsi/ Kota atau Masyarakat, tapi siapa anda dan sudah berbuat apa saja anda dan seterusnya.
Jika bakal calon ini memang belum dikenal oleh masyarakat luas, mereka harus mengenalkan atau memberikan informasi tentang siapa anda dan apa prestasi anda sehingga layak menjadi bakal calon walikota Palembang.
Selain foto ada juga yang meyertakan tag line/ slogan tapi juga sekali lagi sangat tidak penting.
Contohnya : Muda Siap Bekerja, kalau ini jangan jadi walikota jadi pekerja saja alias pekerja atau buruh.
Palembang Untuk Perubahan, apa yang mau dirubah anda jadi pemain sulap aja jika mau berubah-ubah.
Sederhana, Nyata Dalam Tindakan, tapi balihonya besar artinya tidak sederhana, apa yang sudah dikerjakan juga tidak jelas.
Amanah Dan Pro Rakyat, kita mengetahui orang itu amanah jika sudah terbukti melakukan, jika belum pernah, jelas masih dipertanyakan, pro rakyat juga yang seperti apa.
Wong Kito, Dari Kito, Untuk Kito, ini siapa, dari kito itu siapa, untuk kita juga siapa.