Sumsel Alami Deflasi 0,82 Persen
Ilustrasi pedagang sembako-Foto: Alhadi Farid/palpres.com-
BACA JUGA:Krisis Keuangan Global, Presiden: Kepala Daerah Diminta Cek Penyebab Inflasi di Daerah
Kelompok transportasi juga mengalami deflasi sebesar -0,57% (mtm) dengan andil sebesar -0,06% (mtm).
Deflasi kelompok ini terutama bersumber dari penurunan tarif angkutan udara yang turun rata-rata sebesar 8,19% dengan andil deflasi sebesar -0,074% (mtm).
Penurunan tarif angkutan udara terjadi seiring adanya imbauan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kepada seluruh maskapai penerbangan untuk melakukan penyesuaian harga tiket pesawat menjadi lebih terjangkau turut mendorong penurunan harga pada angkutan udara.
Sejalan dengan penguatan ekonomi, Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Agustus 2022 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat meningkat dibanding periode sebelumnya.
BACA JUGA:Ikuti Rapat Pengendalian Inflasi
Optimisme konsumen tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mencapai 137,06.
“Masyarakat optimis bahwa kondisi perekonomian pada 6 bulan kedepan akan lebih baik dari aspek kegiatan usaha, peningkatan penghasilan, maupun ketersediaan lapangan kerja di tengah peningkatan mobilitas dan pelonggaran kebijakan pembatasan,”ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Erwin Soeriadimadja.
Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Provinsi Sumatera Selatan diperkirakan lebih tinggi dari tahun 2021, namun masih terkendali.
Ke depan, sinergi pengendalian inflasi akan terus dilakukan oleh TPID Provinsi Sumatera Selatan bersinergi dengan TPID Kabupaten/Kota serta Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), sebagaimana arahan Presiden RI dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2022.
BACA JUGA:Pemerintah Optimis Pertumbuhan Ekonomi di Atas Inflasi, Ini Alasannya
TPID juga akan menindaklanjuti berbagai upaya pengendalian pangan sejalan dengan 7 program dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), antara lain melalui penyelenggaraan pasar murah /operasi pasar, perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD), optimalisasi fasilitasi distribusi pangan, inisiasi gerakan tanam Cabai, penyaluran bantuan alsintan dan saprodi, penguatan data, digitalisasi dan informasi pangan, serta penguatan koordinasi dan komunikasi. (rilis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: