Honda

PT Tirta Fresindo Jaya Diminta Lebih Terbuka Soal Loker dan CSR

PT Tirta Fresindo Jaya Diminta Lebih Terbuka Soal Loker dan CSR

Koordinator dapil X, MF. Ridho saat meminta pihak PT Tirta Fresindo Jaya untuk mengubah lebel minuman produksi mereka-Rossa-palpres.com

Lebih jauh Ridho mengatakan, permintaan agar nama Sukomoro, Banyuasin dicantumkan pada label Le Minerale sudah lama disampaikan. Tepatnya sejak pertama hal ini diketahui berkat temuan Komisi IV DPRD Sumsel tahun 2021. Kala itu Komisi IV melakukan kunjungan kerja di perusahaan grup Mayora ini. 


Dapil X ketika gelar reses tahap III-Rossa-palpres.com

“Jadi setiap kemasan botol Le Minerale tertulis air mineral dari pegunungan, sementara dari A sampai Z  baik botol, air, kemasan, maupun pabriknya dari Sukomoro semua. Jadi kami minta, khususnya air mineral yang diproduksi dari Sukomoro, labelnya tolong diganti. Kami minta segera dievaluasi dari pihak pabrik, yang diproduksi melalui pabrik Sukomoro harus label Sukomoro Banyuasin,“ tegas MF Ridho. 

Menanggapi permintaan anggota Dapil X DPRD Sumsel ini,  Manager Factory PT Tirta Fresindo Jaya, Marko, mengatakan, permintaan untuk mengubah label kemasan air mineral akan mereka tampung dan disampaikan ke bagian research and development perusahaan. Marko juga berjanji akan memberi perhatian dalam hal penerimaan karyawan dan penyaluran CSR.

Selain menyampaikan keluhan ke pihak perusahaan, Dapil X juga menerima aspirasi dari karyawan PT Tirta Fresindo Jaya. Aspirasi berupa keluhan terhadap kondisi jalan lintas Palembang – Betung yang bergelombang sehingga menyebabkan macet dan kecelakaan. 


Suasana pertemuan di PT Tirta Fresindo Jaya-Rossa-palpres.com

Tak hanya ke PT Tirta Fresindo Jaya, rombongan Dapil X  DPRD Sumsel juga mengunjungi PT Alam Perkasa Lestari (APL). Di sini rombongam diterima oleh Chairul dari Dept. Head HRD. 

Dijelaskan Chairul, minuman Ale Ale yang diproduksi perusahaan ini juga dihasilkan dari air tanah di area pabrik. Air ditampung dan diolah untuk disterilkan. Disampaikan juga bahwa perusahaan ini mendapat penilaian pengolahan limbah cair terbaik oleh Pemkab Banyuasin.

“Untuk penyerapan tenaga kerja, sebanyak 159 warga Palembang bekerja di sini, 120 orang warga Banyuasin. Dari total tenaga kerja, 46,63 persen adalah warga Banyuasin,” ujar Chairul.   

Mengenai program CSR, menurut Chairul, dana disalurkan untuk perbaikan jalan, pembagian sembako, santunan anak yatim, pembagian kotak sampah, saluran air, dan lampu tenaga surya.  

Guna menyerap lebih banyak aspirasi warga, rombongan Dapil X DPRD Sumsel kemudian mengunjungi dan berdialog dengan warga di beberapa tempat diantaranya Kecamatan Suak Tapeh menemui warga di Desa Duren Daun, Desa Air Senderis, Desa Lubuk Lancang, dan Desa Talang Ipoh.


Warga Kabupaten Banyuasin memadati pertemuan dengan dapil X DPRD Sumsel ketika reses-Rossa-palpres.com

Lalu ke Kecamatan Pulau Rimau yaitu di Desa Majarta, Desa Dana Mulya, dan Desa Budi Asih, Desa Sumber Rezeki, dan Desa Tirta Mulya. Kemudian, rombongan juga mengunjungi warga di Kecamatan Banyuasin III meliputi Desa Pangkalan Balai, Desa Kedondong Raye, Desa Setereo, Desa Mulya Agung, dan Desa Kayuara Kuning. 

Aspirasi yang diserap dari desa-desa di Kecamatan Suak Tapeh antara lain seperti yang disampaikan  Camat Suak Tapeh, Bambang Setiadi, yang minta normalisasi sungai dilanjutkan, lalu Babin Kamtibmas Polsek Betung minta tambahan anggota dan kantor. 

Sedangkan Supri Supriyadi, warga, menyampaikan di kecamatan ini banyak perusahaan sawit, salah satunya Sawit Andalan Lestari. Akan tetapi hingga kini perusahaan itu belum menyiapkan lahan plasma.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com