Honda

Ditemukan 'Kerajaan yang Hilang' Berusia 2.000 Tahun di Guatemala, Ada Lapangan Bola

Ditemukan 'Kerajaan yang Hilang' Berusia 2.000 Tahun di Guatemala, Ada Lapangan Bola

Arkeolog menemukan kerajaan bangsa Maya berusia 2.000 tahun di sebelah utara Guatemala.--

JAKARTA, PALPRES.COM – Arkeolog menemukan kerajaan bangsa Maya berusia 2.000 tahun di sebelah utara Guatemala.

Hampir 1.000 pemukiman bangsa Maya kuno ditemukan di Lembah Mirador-Calakmul Karst dan perbukitan sekitarnya. 

Di lokasi itu, ternyata ada 417 kota, desa, dan perkampungan.

Diperkirakan berdiri sejak tahun 1.000 sebelum Masehi hingga 100 Masehi.

BACA JUGA: Twitter Perhari Rugi Rp62,5 Miliar, Ini Kata Elon Musk

Demikian menurut penelitian yang dipublikasikan secara daring pada 5 Desember lalu oleh Pers Universitas Cambridge.

Dilansir dari laman Charlotteobserve, Rabu 21 Desember 2022, arkeolog menggunakan teknologi LiDAR – metode penginderaan jauh yang bisa menampilkan gambar tiga dimensi dan informasi permukaan Bumi. 

Berkat teknologi ini, peneliti bisa mengetahui pemukiman di sana mencakup sejumlah kerajaan yang saling terhubung.

Arkeolog menuturkan, temuan mereka ini memperlihatkan adanya kerajaan yang cukup maju dan terhubung lewat jalan pintas.

BACA JUGA:CATAT! 4 Kategori Pemilik NIK dan KK Ini Tidak Bisa Terima Dana Bansos Tahun 2023

Ada interaksi sosial di sana, kehidupan ekonomi, politik, dan kemungkinan pemerintahan yang terpusat.

Menariknya, di tengah permukiman itu, arkeolog juga menemukan setidaknya 30 lapangan sepakbola. 

Lapangan itu berukuran panjang antara 10-20 meter dan memiliki dua bagian dengan garis utara-selatan.

Di salah satu lokasi terbesar, El Mirador, ada tujuh lapangan bola ditemukan.

BACA JUGA:Hadapi Indonesia, Brunei Tak Diperkuat Pesepakbola Terkaya di Dunia

Tiga berukuran kecil dan empat lagi besar.

Penemuan ini juga membuat para peneliti memiliki informasi mengenai peradaban kuno, yang mampu mengatur sumber air mereka.

Peradaban di Lembah Mirador-Calakmul mengandalkan rawa-rawa di sekitar mereka sebagai sumber air. 

Masyarakat membangun penampungan untuk menyimpan air. 

Data LiDAR mengungkap, ada 195 penampungan air di kawasan itu.

Sejumlah bendungan juga ada di kerajaan yang hilang itu.

Selain itu, ditemukan pula sejumlah bangunan penting di kompleks kerajaan itu. 

Seperti piramida yang dipakai untuk ritual dan perayaan. 

Pembangunan satu piramida yang berada di pusat El Mirador, diperkirakan membutuhkan waktu 5 tahun. 

Piramida itu dibangun oleh 158 pekerja. 

Suku Maya berasal dari Amerika Tengah dan Semenanjung Yucatán pada tahun 1800 SM. 

 

Penyebab Suku Maya Runtuh 

Peradaban suku Maya ini diyakini runtuh pada tahun 800-1000 M.

Melansir Live Science, Lisa Lucero, profesor antropologi dan studi abad pertengahan dari University of Illinois, Urban-Champaign, mengatakan bahwa yang runtuh dari peradaban suku Maya adalah sistem politik dan bukan masyarakatnya. 

"Lebih dari 7 juta orang (suku) Maya yang hidup hari ini di Amerika Tengah dan sekitarnya membuktikan fakta ini," kata Lucero. 

Suku Maya kuno tidak memiliki satu pemimpin terpusat seperti raja atau kaisar di Roma kuno. 

Mereka juga tidak bersatu menjadi satu negara. 

Sebaliknya, peradaban suku Maya kuno terdiri dari banyak negara kecil dan berpusat di sekitar kota. 

Dalam peradaban suku Maya, beberapa pemimpin lebih kuat daripada yang lain, meskipun masing-masing dari mereka memiliki kesamaan dalam bidang budaya dan agama. 

Para ahli mengatakan bahwa tidak ada keruntuhan tunggal untuk pemerintahan Suku Maya. 

Namun, sejumlah kota memiliki periode pemerintahan yang naik dan turun dan berbeda satu sama lain dalam periode tahun 800-1000 M.

Misalnya di Mesoamerika Selatan, yang sekarang disebut dengan Guatemala. 

Mereka menurun pada abad kedelapan dan kesembilan karena adanya masalah lingkungan dan gejolak politik. 

Ditambah lagi dengan meningkatnya populasi di sejumlah daerah lain seperti di Chichén Itzá. 

Ketika Chichén Itzá menurun karena kekeringan yang panjang selama abad ke-11, Semenanjung Yucatán lainnya yang disebut Mayapán mulai berkembang. 

Chichén Itzá adalah situs peradaban suku Maya di Semenanjung Yucatán, yang sekarang disebut Meksiko. 

"Mayapan memiliki penguasa, pendeta, ratusan buku hieroglif agama, astronomi yang kompleks dan jajaran dewa," kata Marilyn Masson, seorang Profesor dan Ketua Antropologi di University at Albany, State University of New York. 

Lantas, mengapa peradaban Suku Maya runtuh? 

Penyebabnya adalah karena campuran masalah politik dan lingkungan.

Kedua hal ini paling sering menjadi kambing hitam atas kemunduran kota-kota Maya. 

Selain itu, analisis struktur batuan goa, seperti stalaktit dan stalagmit menunjukkan bahwa beberapa wilayah di Mesoamerika Selatan mengalami kekeringan parah antara tahun 800 - 930 M. 

"Dan karena raja Maya yang paling berkuasa mengandalkan waduk perkotaan selama musim kemarau tahunan untuk akses ke air minum bersih, penurunan curah hujan berarti tingkat air turun, panen gagal dan raja kehilangan sumber daya mereka," ujar Lucero. 

Masalah politik lain semakin diperparah melalui fakta bahwa penguasa Suku Maya sering menghubungkan kekuatan mereka dengan dewa.

Akibatnya, masyarakat suku Maya menjadi kehilangan kepercayaan pada penguasa. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: