Honda

Taman Budaya Sriwijaya dan Museum Negeri Sumsel Terbuka bagi Semua Seniman, Asalkan..

Taman Budaya Sriwijaya dan Museum Negeri Sumsel Terbuka bagi Semua Seniman, Asalkan..

Kepala UPTD Taman Budaya Sriwijaya dan Museum Negeri Sumsel H Chandra Amprayadi mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumsel, Dr H Aufa Syahrizal SP MSc saat membuka dan melakukan pengukuhan Pengurus Forum Teater Sekolah Sum--

BACA JUGA:7 Destinasi Wisata Terindah di Sumatera Selatan, Nomor 5 Bikin Terkagum-kagum

Menurut dia, banyak potensi kebudayaan Sumsel yang sangat berpeluang diangkat ke permukaan dalam karya seni. 

Satu di antaranya Irama Batanghari Sembilan. 

Oleh sebab itu, Chandra mengamanatkan agar Fortass, di tahun 2023 usai menggelar Festival Teater dan Anugerah Teater Sekolah, Piala dan Tropi Gubernur Sumsel agar segera melaksanakan Festival Batangari Sembilan. 

Pada festival yang berlangsung, Chandra menginginkan ada kolaborasi antara Irama Batanghari Sembilan dengan potensi seni lokal, sesuai dengan daerahnya masing-masing.

BACA JUGA:Kabar Gembira, Selain Naik 3,3 Persen, Gaji 13 dan THR 2023 PNS dan PPPK Dipercepat Penyalurannya

Misalnya, di Sekayu ada Tari Senjang, itu dipentaskan bareng, tetapi dalam kemasan nuansa Batanghari Sembilan. 

“Jadi tampilannya berbeda dengan apa yang selama ini kita tonton,” tukas Chandra.

Tampak hadir mengikuti kegiatan tersebut antara lain perwakilan dari berbagai sekolah di Sumsel, para pembina Fortass, Direktur Museum dr AK Gani Palembang Hj GI Priyanti Gani, Staf Khusus Gubernur Sumsel Herlan Asfiudin, dan Kepala Seksi (Kasi) Taman Budaya Sriwijaya Ical Mirzal Fadillah.

Seniman di Palembang yang juga turut hadir, di antaranya Inug Dongeng (Slamet Nugroho SSn), Pegiat Teater Potlot dan Dosen Universitas PGRI Palembang Acan Gimbal (Hasan MSn), Penyair Palembang Warman P (Sumarman SAg), Dangau Sastra Palembang dan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang Imron Supriyadi SAg MHum.

Ketua Fortass Yosep Suterisno SE menyampaikan, pengukuhan pengurus Fortass dan Teater Mahameru yang digelar hari itu, sebagai wujud tanggung jawab moral Fortass terhadap sejumlah pegiat seni di sekolah yang masih perlu dimaksimalkan.

Yosep menjelaskan, Fortass lahir bersama 49 komunitas seni di sekolah di Sumsel, yang dimulai melalui “Temu Teater Sekolah se-Sumsel” pada 1 Agustus 2022 di Aula TVRI Sumsel. 

Sejak itu, Fortass kemudian mengajak mereka berkreatifitas dalam seni teater, untuk tampil di layar kaca TVRI Sumsel dan panggung sekolah di sejumlah event internal mereka. 

Lebih lanjut Yosep mengemukakan, sampai akhir 2022, sudah dua teater yang diusung Fortass ke TVRI Sumsel. 

Pertama lakon “Puyang Leluhur” Teater Sangsas, Madrasah Aliyah (MA) Patra Mandiri Palembang, karya dan sutradara Eka Armawati SPd, dan lakon “Rumah Kardus” SMA Bukit Asam Tanjung Enim, karya dan sutradara Sadikin Khairsah SPd. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: