Honda

Menilik Situs Megalit dan Rumah Baghi di Desa Air Puar Lahat, Yuk Kita Telusuri

Menilik Situs Megalit dan Rumah Baghi di Desa Air Puar Lahat, Yuk Kita Telusuri

Puluhan siswa sekolah dasar sedang melihat situs megalit arca manusia tanpa kepala di Desa Air Puar Lahat--

BACA JUGA:Ajang Inovasi Pelajar SMA, AHM Best Student 2023 Dimulai

Lumpang batu ini hampir berbentuk segitiga dan posisi lubang lumpang juga membentuk pola segitiga mengikuti bentuk batu, pada sisi-sisi lubang lumpang terdapat pembatas atau pelipit akan tetapi ada beberapa sudah rusak, ketiga diameter lubang lumpang batu hampir sama dengan ukuran 16 cm begitu juga dengan kedalaman lubang dengan ukuran 12 cm, lumpang batu berada tepat di sawah yang saat ini baru selesai dibajak dan digenangi air akan tetapi secara umum kondisi lumpang batu dalam kondisi baik dan aman.

Perjalanan kami lanjutkan masuk ke dalam sawah yang digenangi air dengan kedalaman hingga betis kaki, kami berjalan ke arah tengah sawah dimana banyak onggokan bebatuan, dari kejauhan onggokan bebatuan tersebut terlihat ada membentuk pola memanjang dan ada juga yang berdiri sendiri.

Kami sempat berhenti di sebuah batu sepertinya sebuah batu datar kemudian melihat barisan 6 batu yang membentuk memanjang, kami terus mendekat dan ternyata bebatuan ini berupa 6 dolmen yang membentuk memanjang, terlihat satu dolmen dengan 2 batu penyanggah dan bagian atas telah bergeser, tepat di bagian timur 6 dolmen ada satu batu dengan tinggi 65 cm, panjang 85 cm dan lebar 36 cm. 

Pada awalnya kami melihat dari arah utara dan belum bisa menyebut bentuk dari batu ini begitu juga kalau dilihat dari bagian timur dan barat tetapi setelah melihat dari bagian selatan batu, baru kami bisa mengidentifikasi batu ini, ternyata seonggok batu ini merupakan arca manusia terlihat dari pundak, lengan dan tangan manusia tetapi bagian kepala telah hilang.

BACA JUGA:Ajang Inovasi Pelajar SMA, AHM Best Student 2023 Dimulai

Anudi sang pemilik tanah selama ini belum mengetahui bahwa batu tersebut adalah arca megalitik, setahu dia hanya lumpang batu berlubang 3 saja yang merupakan peninggalan megalitik.

“aku dide keruan kalo batu ini arca megalit, anye pernah jeme sandi Jambi nyicek kalo nak nginak jeme dek bepalak dan kate aku ai ngape nak nginak jeme dek bepalak” (Saya tidak tahu kalau batu ini arca megalitik, tetapi pernah orang dari Jambi berkata kalau mau melihat orang tak berkepala dan kata saya ai mengapa mau melihat orang tak berkepala)," ungkapnya. 

Tidak hanya itu, kami melihat sebuah lesung batu dengan ukuran panjang 75 cm, lebar 55 cm dan tinggi 24 cm dengan panjang lubang 44 cm, tetapi sayang bagian sisi lesung batu sudah rusak kemungkinan terkena traktor. selanjutnya kami duduk santai di belakang rumah Anudi, kami ngobrol menikmati keindahan sawah dengan latar belang Gunung Dempo dan langit nan cerah berwarna kebiruan ditemani kopi hitam khas Air Puar dan pisang goreng.

Ketika kami sedang asyik ngobrol, terdengar suara panggilan salam, ternyata yang datang adalah Erlan warga Desa Air Puar dimana di kebun kopinya juga terdapat peninggalan megalitik berupa Batu Bergores. Saat kami membahas arca megalitik tanpa kepala dan langsung Erlan menyambar obrolan kami dan bercerita bahwa ayah Erlan pernah bercerita tentang kepala arca tersebut tetapi Erlan tidak tahu lagi dimana keberadaan kepala arca, jadi arca megalitik tanpa kepala yang sekarang berada di sawah Anudi memang pernah ada kepalanya, semoga kepala arca tersebut dapat diketahui.

BACA JUGA:Pedagang Hewan Kurban Mulai Bermunculan, Tawarkan Harga Sesuai Ukuran

Dengan dipandu oleh Erlan melihat beberapa peninggalan budaya lainnya yang berada di Desa Air Puar, yaitu sejumlah rumah adat atau yang disebut sebagai ghumah baghi, akan tetapi sangat disayangkan kondisinya tidak terpelihara dengan baik, banyak bagian rumah sudah berubah seperti atap dan tambahan lainnya sehingga bentuk asli ghumah baghi sudah tidak terlihat.

Ghumah baghi dengan pahatan/ukiran atau yang lebih dikenal dengan ghumah tatahan terlihat sangat megah karena terdapat pahatan di beberapa sudut rumah. pada masanya rumah seperti ini hanya dimiliki oleh orang tertentu karena untuk mendirikan rumah dengan banyak pahatan tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit terutama untuk mendapatkan bahan baku kayu berkwalitas dan tukang yang terampil untuk merakit dan memahatnya, salah satu ciri khas ghumah baghi adalah bentuknya dan kontruksi rumah yang dibuat tanpa menggunakan paku dan tahan gempa.

Dari desa kami berjalan menuju timur desa ke arah Semendo, setelah berjalan sekitar 500 meter kami berbelok ke kanan dan masuk perkebunan kopi dan berjalan di antara pohon-pohon kopi sejauh 150 meter, sebelum masuk kebun kopi kami bertemu dengan sekelompok anak-anak SD yang ternyata juga mempunyai tujuan yang sama dengan kami.

Yah kami akan menuju ke Batu Bergores atau yang lebih dikenal masyarakat Desa Air Puar sebagai Batu Tatah, setelah menyusuri kebun kopi kami menyeberangi sungai puar dan berjalan sekitar 20 meter dan tiba di batu tatah, dalam kesempatan ini anak-anak SD yang berasal dari SD di Desa Air Puar didampingi guru kelas dan Kepala Sekolah yaitu Robinson, SPd dan memberi kesempatan kepada kami untuk menjelaskan batu tatah kepada anak-anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: