Honda

Tenggelamnya Desa Legendaris di Semarang, Konon Akibat Kemarahan Bocah Jelmaan Naga, Begini Ceritanya

Tenggelamnya Desa Legendaris di Semarang, Konon Akibat Kemarahan Bocah Jelmaan Naga, Begini Ceritanya

Ilustrasi danau Rawa Pening yang terbentuk dari tenggelamnya Desa Malwapati di Semarang-Net-

PALPRES.COM - Berbagai objek wisata mulai dari bangunan bersejarah hingga wisata alam yang eksotis banyak kita jumpai di Semarang.

Salah satu objek wisata di Semarang yakni Rawa Pening.

Danau seluas 2.670 hektar ini berada di cekungan antara Gunung Merbabu, Telomoyo dan Ungaran.

Lokasi danau ini terletak diantara 4 kecamatan yakni Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang dan Banyubiru.

BACA JUGA:Misteri 7 Mata Air Gunung Galunggung, Punya Rasa Berbeda yang Konon Bisa Mengobati Penyakit Jiwa

Keindahan danau tersebut sayangnya sedikit tertutup dengan tumbuhan eceng gondok yang hampir memenuhi setengah dari Rawa Pening.

Walaupun tumbuhan air tersebut telah dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan, tapi pertumbuhan populasinya yang cepat membuah pemerintah setempat kewalahan.

Di musim kemarau, air yang ada di Rawa Pening akan menyusut dan berganti wujud menjadi padang rumput.

Tanaman eceng gondok yang memenuhi sebagian luas danau pun akan hilang, sehingga banyak warga yang memanfaatkannya untuk bermain layangan atau bola.

BACA JUGA:Rezeki Melimpah Sepanjang September, Ini 5 Shio yang Dipercayai Mendapatkan Berkah dari Dewa Cai Shen

Danau Rawa Pening kini menjadi salah satu objek wisata andalan di Semarang yng juga dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai tempat mencari sesuap nasi.

Diketahui, penduduk sekitar Rawa Pening banyak berprofesi sebagai nelayan, mereka memancing dan menjala ikan di danau tersebut.

Sehingga tak heran jika di sekitar danau banyak ditemui perahu-perahu nelayan.

Bukan hanya dimanfaatkan untuk menangkap ikan, perahu-perahu itu juga disewakan kepada pengunjung yang ingin menikmati keindahan Rawa Pening.

BACA JUGA:Tersimpan Misteri, Penemuan Pedang Naga Puspa yang Tertancap Dalam Goa Peninggalan Jepang

Untuk mengarungi Rawa Pening, pengunjung hanya mengeluarkan biasa yang murah untuk waktu selama 40 menit.

Ada sejumlah legenda mengenai asal usul Rawa Pening, tapi semua itu merujuk kepada satu nama yakni Baru Klinting.

Sebelum berubah menjadi danau, konon Rawa Pening merupakan sebuah pemukiman yang bernama Desa Malwapati.

Dan menurut cerita, warga yang tinggal di desa itu terkenal cukup sombong.

BACA JUGA:Aturan Baru Kemensos, Masa Kepesertaan KPM Bansos PKH Hanya 5 Tahun, Bisa Diperpanjang? Cek Faktanya

Di suatu hari, datanglah seorang anak jelmaan naga bernama Baru Klinting yang meminta makan kepada warga ketika ada pesta rakyat.

Bukan memberi, warga malah mengusir anak tersebut lantaran jijik dengan bau tubuh Baru Klinting yang bersisik seperti naga.

Lantas, Baru Klinting yang merasa sakit hati kemudian pergi, di jalan dia bertemu seorang janda tua yang bersedia memberinya makan.

Baru Klinting akhinrya kembali ke pesta di Desa Malwapati dan menancapkan sebatang lidi ke tanah.

BACA JUGA:Bansos PKH Tahap 3 Rp2.400.000 Cair Hari Ini di ATM, yang Belum Dapat Cek Penerimanya di Link Ini

Sebatang lidi itu kemudian dicabut kembali dan menyemburlah air yang berhasil menenggelamkan Desa Malwapati.

Dari sanalah terbentuk sebuah danau yang memiliki air jernih, sehingga dinamakan Rawa Pening. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: