Honda

Benarkah Micin Berbahaya Bagi Kesehatan? Simak Penjelasan Berikut Biar Gak Gagal Paham

Benarkah Micin Berbahaya Bagi Kesehatan? Simak Penjelasan Berikut Biar Gak Gagal Paham

Anggapan yang berkembang di masyarakat bahwa micin atau MSG berbahaya bagi kesehatan, benarkah?-Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan-

PALPRES.COM - Berkembang anggapan di masyarakat bahwa micin atau MSG (Monosodium Glutamat) berbahaya bagi kesehatan. 

Bahan penyedap makanan itu dianggap menyebabkan anak bodoh, memicu kemandulan, obesitas, diabetes, sampai kanker, benarkah?

MSG telah lama digunakan sebagai bahan penyedap masakan. 

MSG adalah zat aditif yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa.

BACA JUGA:Artis Betharia Sonata Terkena Stroke, Yuk Kenali 7 Tanda Awalnya yang Harus Diwaspadai

BACA JUGA:Gen Z Wajib Tahu! Ini 4 Tanda dan Penyebab Stroke di Usia Muda

Makanan akan terasa nikmat dengan adanya MSG.

Kalau begitu mengapa MSG atau micin dianggap berbahaya bagi kesehatan?

Kalau memang MSG berbahaya bagi kesehatan, tentu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia sudah menariknya dari peredaran. 

Lalu terkait anggapan MSG pemicu kebodohan, ini juga menjadi rancu.

BACA JUGA:Mudah Didapat! Ini 5 Bahan Alami Untuk Mengobati Stroke, Nomor 5 Selalu Ada di Dapur

BACA JUGA:Terlalu Banyak Olahraga Ternyata Tidak Selalu Baik, Kenapa? Inilah Alasannya

Pasalnya MSG berasal dari Jepang. 

Artinya bahan ini biasa dipakai orang Jepang di dalam makanannya.

Nyatanya, orang Jepang pintar-pintar.

Dari mana adanya anggapan MSG berbahaya bagi kesehatan?

BACA JUGA:7 Daftar Makanan yang Pantang Dikonsumsi Bila Tidak Ingin Terkena Stroke! Ini Langkah Pencegahannya

BACA JUGA:Gak Hanya Lansia, Usia Muda Juga Bisa Terkena Stroke! Ini Gejala yang Perlu Kamu Waspadai

Bermula pada tahun 1960-an, Badan keamanan pangan Amerika Serikat (FDA) menerima banyak laporan mengenai efek samping yang dialami banyak pengunjung restoran masakan Cina. 

Sejak itulah, muncul istilah Chinese Restaurant Syndrome yang diklaim sebagai salah satu efek MSG. 

Gejala Chinese Restaurant Syndrome antara lain nyeri kepala, kulit yang kemerahan, dan berkeringat. 

Akan tetapi, masih belum banyak penelitian ilmiah yang memperlihatkan hubungan antara MSG dengan gejala-gejala tersebut pada manusia.

Asam glutamat berfungsi sebagai neurotransmitter di otak, yang berfungsi merangsang sel-sel saraf untuk menyampaikan sinyalnya.

Beberapa orang mengklaim bahwa MSG menyebabkan glutamat yang berlebihan di otak dan stimulasi sel-sel saraf yang berlebihan.

Peningkatan aktivitas glutamat di otak memang dapat menyebabkan kerusakan. 

Namun, hal itu bisa terjadi jika kita mengonsumsi MSG dalam jumlah yang terlalu besar. 

Penelitian membuktikan konsumsi MSG dalam jumlah besar bisa meningkatkan kadar darah sebesar 556 persen. 

Selain itu, riset 2011 yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Nutrition juga menemukan, individu yang mengonsumsi MSG dalam jumlah tinggi lebih rentan terhadap obesitas. 

Dalam riset tersebut, disebutkan bahwa batas aman untuk konsumsi MSG maksimal 0,4 gram per hari.

 

MSG Bukanlah Zat Berbahaya

MSG atau micin bukanlah zat berbahaya. 

Ini yang mengatakan World Health Organization (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), dan Kementerian Kesehatan RI.

Tapi memang micin tidak boleh dikonsumsi berlebihan karena dapat menyebabkan efek buruk. 

Salah satu penelitian terbitan American Journal of Clinical Nutrition juga menyatakan bahwa masyarakat luas tetap harus waspada terhadap efek samping kesehatan yang mungkin terjadi akibat makan MSG dan agar lebih bijak mengatur porsinya. 

Oleh karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS meminta produsen makanan dan restoran-restoran untuk tetap mencantumkan MSG dalam daftar komposisi produk mereka.

 

MSG Bermanfaat bagi Kesehatan

Rumah-rumah sakit menggantikan garam dalam pengolahan makanan untuk pasien dengan monosodium glutamat karena MSG mengandung lebih sedikit natrium dibandingkan garam dapur biasa. 

Oleh karena itu, penyedap rasa menjadi lebih aman untuk pasien pengidap hipertensi atau yang harus menghindari garam dalam dietnya.

Kandungan natrium pada MSG hanya sebesar 12 persen, sedangkan pada garam meja mencapai 40 persen.

 

ASI pun Mengandung MSG

Ternyata ASI juga mengandung micin loh!

The American Academy of Pediatrics mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa MSG atau micin tidak memiliki dampak buruk yang signifikan pada ibu menyusui dan bayi ASI yang ibunya terpapar MSG.

Buktinya, MSG terdapat dalam ASI secara alami dan kandungannya 10 kali lipat dibanding susu sapi.

Keberadaan MSG dapat membuat cita rasa makanan menjadi lebih nikmat, bahkan dapat membuat nafsu makan bertambah. 

Hal yang menarik adalah MSG dapat membantu lansia agar dapat makan lebih baik di mana pada usia mereka terjadi penurunan kemampuan lidah. 

Kehadiran MSG akan membantu mereka bisa mengonsumi makanan dalam jumlah yang cukup.

Nah, paham kan manfaat dari MSG?

Tidak benar bahwa MSG membahayakan kesehatan. 

MSG hanyalah garam penyedap rasa, bukan racun penyebab penyakit mematikan sebagaimana yang selama ini diisukan. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: