Honda

Mengulik Desa Jenggolo di Malang Selatan, Tersimpan Kisah Pecahnya Kerajaan Kediri

Mengulik Desa Jenggolo di Malang Selatan, Tersimpan Kisah Pecahnya Kerajaan Kediri

Ilustrasi mengulik Desa Jenggolo yang menyimpan kisah pecahnya Kerajaan Kediri-pexels-

PALPRES.COM - Ada salah satu desa yang unik di wilayah Malang Selatan.

Desa tersebut bernama Desa Jenggolo atau Jenggala Manik, yang berada di Kecamatan Kepanjen, berbatasan langsung dengan Desa Gampingan, Kecamatan Pagak.

Sekilas, Desa Jenggolo terlihat seperti desa pada umumnya.

Akan tetapi, ketika singgah disana kamu akan menemukan sesuatu yang begitu unik.

BACA JUGA:Harga Emas Antam Hari Ini 17 Mei di Butik LM Palembang Merangkak Naik

BACA JUGA:PANAS! ZIONIS MEMALUKAN! Ucap Menlu Spanyol Jose Manuel Albares, Israel Balas Terimakasih!

Desa yang letaknya berseberangan degan Desa Sengguruh ini terdapat empat situs yang banyak dikunjungi wisatawan.

Keempat situs tersebut yakni Krapyak, Umpak, Pemandian Sumber Songo dan Pesarehan Mbah Reso.

Menariknya, dalam kegiatan penutupan KKN oleh Universitas Muhammadiyah Malang taun 2019 lalu, diselenggarakan pertunjukan drama tentang sejarah Desa Jenggolo.

Ternyata, desa tersebut memiliki keterikatan yang erat dengan Kerajaan Kediri.

BACA JUGA:Semakin Berkeringat Tambah Wangi, Ini 5 Parfum Khusus Pria Gemar Berolahraga

BACA JUGA:Dulu Dijadikan Perhiasan Para Raja, Inilah 11 Khasiat Batu Akik Amethyst, Nomor 4 Tidak Cocok untuk Penakut

Menurut cerita, konon dahulunya ketika Kerajaan Kediri dipimpin oleh Raja Airlangga.

Raja Airlangga ini mempunyai dua istri, yakni bernama Dewi Sri dan Dewi Laksmi.

Raja Airlangga bersama Dewi Sri ini dikaruniai seorang putri bernama Sanggramawijaya Tunggadewi.

Sedangkan Raja Airlangga bersama Dewi Laksmi, dikaruniai dua orang putra bernama Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan.

BACA JUGA:Motor Matic Injeksi Harus Dirawat Dengan Efektif Daripada Yang Lain, Benarkah?

BACA JUGA:2 Syarat Ini Harus Dipehuni Tenaga Honorer Agar Bisa Diangkat PPPK 2024

Kemudian di hari tuanya, Raja Airlangga berniat mewaruskan tahta kepada sang putri Sanggramawijaya Tunggadewi.

Akan tetapi, Sanggramawijaya menolak lantaran memutuskan untuk menjadi pertapa.

Mendengar sang kakak menolak tahta yang hendak diwariskan sang ayah, Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan akhirnya berebut kekuasaan.

Adanya perebutan kekuasaan atas Kerajaan Kediri ini membuat hubungan kakak beradik ini menjadi renggang.

BACA JUGA:Rekomendasi Para Pedagang Cinde Palembang, inilah 8 Khasiat Batu Akik Aquamarine, Bikin Hati Bahagia!

BACA JUGA:Lanngsung Dari Pedagang Cinde Palembang!, 12 Tips Memilih Batu Akik yang Bagus dan Asli, Dijamin Nggak PALSU!

Guna menyatukan kembali kedua putranya tersebut, Raja Airlangga kemudian memutuskan untuk membelah wilayah kekuasaan.

Selanjutnya Kerajaan Kediri dipecah menjadi dua bagian.

Satu bagian mewarisi nama sebelumnya yakni Kerajaan Kediri.

Satu bagian lagi diberinama Kerajaan Jenggala.

BACA JUGA:Kasat Lantas Polres OKI: Sopir Bus PO Minanga Express Terancam Hukuman 6 Tahun Penjara

BACA JUGA:Bocoran KemenPAN RB: 2 Kategori Tenaga Honorer Ini Diangkat Otomatis Jadi PPPK 2024, Kamu Termasuk?

Kerajaan Kediri ini kemudian dipimpin oleh Sri Samarawijaya, sedangkan Kerajaan Jenggala dipimpin oleh Mapanji Garasakan.

Demikian informasi mengulik Desa Jenggala, saksi bisu dipecahnya Kerajaan Kediri menjadi dua wilayah kekuasaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: