Honda

Hadapi Tantangan Optimasi Utilisasi Gas Bumi di Masa Transisi, Begini Cara PGN Mengatasinya

Hadapi Tantangan Optimasi Utilisasi Gas Bumi di Masa Transisi, Begini Cara PGN Mengatasinya

Hadapi Tantangan Optimasi Utilisasi Gas Bumi di Masa Transisi, Begini Cara PGN Mengatasinya--Dok PGN Subhloding Gas Pertamina

JAKARTA, PALPRES.COM- PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina terus mendukung peningkatan utilisasi gas bumi.

Dan sinergi pengelolaan seluruh rantai bisnis gas bumi dari hulu hingga hilir di masa transisi energi dengan misi ‘Connecting Clean Energy for Sustainable Growth’. 

Untuk menjawab tantangan tersebut PGN menerapkan prinsip kesetimbangan dari Tiga Pilar (Trilema) Energi.

Sekaligus agar upaya optimalisasi utilisasi gas bumi tersebut dapat terealiasi di lapangan.

BACA JUGA:PGN Tandatangani 410 BBTUD Kontrak Gas Bumi dari Blok Corridor Sumsel

BACA JUGA:PGN dan Surge Sukseskan Program Jargas 2,5 Juta Rumah Tangga, Pasang Jargas Bundling Internet

Serta peran gas bumi sebagai energi transisi menuju target Net Zero Emission tahun 2060 dapat diwujudkan.

Trilema Energi meliputi Energy Security (Secure& reliable), Energy Equity (Affordable& Available), dan Environmental Sustainability (Green& Clean). 

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, menjelaskan dalam upaya menjaga Energy Security, PGN optimis dapat berperan secara aktif.

Khususnya dalam mempertahankan ketahanan energi, terutama dalam pemanfaatan gas bumi. 

BACA JUGA:Pertamina Hulu Energi Jalankan Strategi Jitu Ini untuk Program Eksplorasi Tahun 2024

BACA JUGA:Ambil Peran Besar Dalam Transisi Energi Ramah Lingkungan, PHE Bidik Energi Terbarukan

Dengan memiliki jaringan infrastruktur gas bumi seluas lebih dari 31 ribu km dan 4 terminal LNG.

Membuat PGN memegang peran penting sebagai pengelola jaringan infrastruktur gas bumi terbesar di Indonesia. 

Jaringan ini diharapkan dapat menjamin pasokan gas bumi yang handal dan terinterkoneksi di berbagai wilayah Indonesia. 

Ke depan, PGN melihat adanya potensi pasokan yang cukup besar di berbagai wilayah, termasuk Sumatera Bagian Utara, Sulawesi, Kalimantan Timur, dan Papua.

BACA JUGA:Pertamina Catat Distribusi BBM dan LPG Selama Pemilu 2024 Lancar dan Aman

BACA JUGA:Ini BBM Pengganti yang Disiapkan Pertamina Jika Pertalite Resmi Dihapus, Harga di Atas Rp10 Ribu per Liter?

“PGN menjaga agar pasokan energi dalam negeri yang didistribusikan dapat menjangkau wilayah yang luas namun dengan layanan yang efektif dan efisien,” ungkap Rosa. 

PGN juga akan terus mengembangkan infrastruktur energi untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan.

Dimana dari potensi pasokan gas bumi mendatang didominasi oleh jenis Liquified Natural Gas (LNG).

Pada prinsip Energy Equity, PGN berupaya menciptakan kemudahan akses dan keterjangkauan pasokan gas bumi untuk masyarakat dengan harga yang terjangkau. 

BACA JUGA:Pertamina Berikan Sosialisasi Tanggap dan Siaga Terhadap Bencana Alam ke Masyarakat Talang Jambe

BACA JUGA:Begini Cara Pertamina Hulu Kalimantan Timur Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan di Daerah

Jika dibandingkan dengan energi lainnya, harga gas bumi relatif lebih terjangkau. 

PGN menyediakan gas bumi dengan layanan berkisar USD 6-13,87 per MMBTU. 

Harga tersebut masih dibawah RON 90 (Pertalite) sebesar USD 17,3, LPG – 12 KG sebesar USD 26,20, dan HSD sebesar USD 41,18.

Environmental Sustainability, PGN mencermati target penurunan emisi saat ini dan masa depan yang menjadi perhatian dunia. 

BACA JUGA:MANTUL! Telan Dana Rp7 Triliun, Proyek Jembatan Terpanjang di Indonesia Penghubung 2 Pulau Dibangun di Sini

BACA JUGA:Mohon Maaf, Proyek Jalan Tol Sepanjang 54,5 Kilometer Gagal Terhubung Tahun Ini, Lanjut Lagi di 2025?

Maka PGN ingin menciptakan pemanfaatan energi gas bumi, termasuk LNG, sebagai pilihan utama. 

Mengingat gas bumi merupakan energi yang relatif lebih ramah lingkungan.

Dengan tingkat emisi karbon paling rendah dibandingkan dengan batu bara dan fossil fuel lainnya. 

Emisi karbon gas bumi sebesar 59 KG CO2 per MMBTU, jauh lebih rendah dari LPG (66 KG CO2 per MMBTU), Gasoline (72 KG CO2 per MMBTU), Petroleum (77 KG CO2 per MMBTU) dan Batu Bara (98 KG CO2 per MMBTU).

BACA JUGA:Sedot APBN Rp21,7 Triliun, Proyek Jalan Tol di Aceh Dicoret dari PSN, Begini Nasibnya

BACA JUGA:Digagas Era Soeharto, Proyek SPAM Rp4,51 Triliun di Jawa Timur Malah Diresmikan Jokowi, Begini Sejarahnya

Menurut Rosa, optimalisasi utilisasi gas bumi di masa transisi energi penting untuk ketahanan energi. 

Produksi minyak terus menurun, gas pipa juga terus menurun.

Sementara konsumsi energi dari hari ke hari semakin meningkat yang akhirnya berpotensi berdampak terhadap peningkatan impor dan defisit neraca perdagangan. 

Maka dari itu, perlu utilisasi sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan dan impor BBM.

BACA JUGA:Sumatera Barat Bertabur Proyek Pembangunan Strategis, Lama Selesai dan Ada Juga yang Mangkrak

BACA JUGA:Bendungan di Aceh Bernilai Rp 1,1 Triliun Dicoret dari Proyek Strategi Nasional, Kenapa? Ini Penyebabnya

Gas bumi dapat menjadi solusi alternatif energi, lantaran cadangan gas bumi di Indonesia dan dunia lebih banyak dari cadangan minyak. 

Dari aspek keekonomian akan lebih menguntungkan. Selain itu, perencanaan utilisasinya dalam lebih jangka panjang menjadi penting untuk dilaksanakan. 

“Kami tidak bisa berjalan sendiri sebagai badan usaha di sektor midstream dan downstream. Perlu sinergi dan komunikasi yang intensif, serta gotong royong seluruh stakeholder untuk muara layanan masyarakat akan layanan energi yang transparan dan andal,” jelasnya.

Dengan jumlah sumber gas yang melimpah, selain dapat disalurkan ke sektor pelanggan eksisting yang sudah dilayani.

BACA JUGA:200 KK di Aceh Kena Gusur, Proyek Bendungan Senilai Rp1,1 Triliun Malah Dicabut dari PSN, Nasibnya?

BACA JUGA:Mega Proyek Tol Trans Sumatera Sepanjang 119 KM Terus Dilanjutkan, Sumsel Panen Jalan Tol

Seperti Kelistrikan, Industri, Transportasi darat, UMKM, Komersial dan Rumah Tangga, pemanfaatannya gas bumi dapat diperluas ke pengguna gas yang kebutuhannya dalam jumlah besar.

Seperti sea & land logistics transportation, refineries, lifting oil, dan power generation. 

Diharapkan dengan perluasan dan peningkatan volume utilisasi gas bumi domestik, maka multiplier effect yang dirasakan oleh masyarakat dan negara juga akan semakin optimum.

“Sinergi antara pemerintah dan badan usaha migas memiliki andil yang sangat krusial, agar rantai pengelolaan pemanfaatan gas bumi secara berkelanjutan dan memberi dampak yang positif dalam jangka panjang,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: