Menelusuri Sejarah Perkembangan Masjid Agung Palembang Dari Dulu Hingga Sekarang yang Mungkin Kamu Belum Tahu!
Wajah masjid agung Palembang saat ini setelah banyak pemugaran--Instagram
PALPRES.COM - Beberapa sejarah panjang dari Masjid Agung Palembang dari dulu hingga sekarang yang kamu mungkin belum tahu.
Jika berkunjung ke Palembang, kamu pasti tidak akan pernah melupakan tempat ibadah sekaligus simblo wisata religi yang ada di kota ini.
Apalagi kalau bukan Masjid Agung Palembang yang lokasinya berada di tengah kota Palemang, dan dapat diakses dengan segala alat transportasi umum atau pribadi yang ada.
Masjid ini terletak tidak jauh dari Jembatan Ampera dan Sungai Musi.
Ini Merupakan ikon kota Palembang yang telah mendunia.
Tidak hanya itu saja, masjid ini merupakan bangunan yang memiliki nilai sejarah yang tak kalah panjangnya.
Terutama menjadi simbol peradapan dari Kesultanan Palembang Darussalam.
Didirikan pada tahun 1738, masjid ini bbeberapa kali mengalami pemugaran.
Seiring dengan rapuh dimakan zaman.
BACA JUGA:Penggemar Mobil BMW Merapat ! Beberapa Hal yang Wajib Kamu Ketahui Mengenai Mobil Mewah Satu Ini
BACA JUGA:Review Film Siksa Kubur Karya Joko Anwar Tembus 1.000.000 Penonton Dalam 4 Hari Penayangannya
Pada awalnya, nama masjid tersebut hanya Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin.
Kemudian beberapa bulan terakhir, barulah nama masjid itu dilengkapi menjadi Masjid SMB I Jaya Wikramo.
Penamaan masjid semula Masjid SMB menjadi Masjid Agung SMB I Jayo Wikramo, lebih karena untuk meluruskan nilai-nilai sejarah.
Untuk menunjukkan identitas Masjid Agung.
BACA JUGA:Kampus dengan Jurusan Matematika Paling Top di Indonesia versi UniRank, Minat Masuk?
BACA JUGA:Menyibak Pesona Desa Saga di Bangka Belitung yang Merupakan Desa Terkaya Di Kabupaten Belitung
Kedua, masjid ini merupakan Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam beserta keturunannya.
Bangunan asli Masjid Agung SMB I ini pada awalnya berbentuk berbentuk bujuk sangkar, beratap limas bersusun, dan memiliki ornamen berundak berwarna emas.
Atap masjid ini berdiri dua tingkat, kalau dilihat lebih teliti seperti kepala dan tubuh yang terpisah oleh leher.
Ketiga,Pada tahun 1821, Masjid Agung SMB I kembali dipugar. Masjid utama dibangun pada pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin.
BACA JUGA:Inilah 4 Tradisi Menarik Wong Palembang Saat Sambut Hari Raya Idul Fitri, Kamu Tahu?
Kemudian Menara dibangun dengan jarak sedikit terpisah dari bangunan utama.
Perbaikan dan pemugaran terus dilakukan akibat dampak dari peperangan besar yang terjadi di Kota Palembang pada tahun 1821.
Masjid ini sempat mendapatkan tanah wakaf, kemudian diperluas menjadi 5 hektar. Diperkirakan dapat menampung sebanyak 7.750 jemaah.
BACA JUGA:7 Tempat Beli Oleh-oleh Kemplang Tunu Di Palembang, Harganya Murah Iwaknyo Teraso Nian
Keempat, Masjid Agung Palembang ditetapkan menjadi Masjid Nasional pada tahun 2003.
Mengikuti perkembangan zaman masjid ini mengalami banyak penambahan ornamen.
Mulai dari atap, penambahan tinggi menara dan perluasan bangunan.
Renovasi pertama pada tahun 1758 dan beberapa tahun rutin terus dibangun, sampai pasa akhirnya renovasi terakhir pada tahun 2003.
BACA JUGA:Penggemar Mobil BMW Merapat ! Beberapa Hal yang Wajib Kamu Ketahui Mengenai Mobil Mewah Satu Ini
BACA JUGA:5 Fakta Menarik dari Film Badarawuhi di Desa Penari yang Sudah Capai 1.000.000 Penonton
Sebagai salah satu ikon kota Palembang, Masjid Agung Palembang memiliki pesona yang menarik bagi umat muslim yang ingin beribadah dan juga bagi para wisatawan.
Masjid Agung Palembang merupakan hasil rancangan seorang arsitek asal Eropa.
Konsep arsitektur masjid ini memadukan gaya Nusantara, Eropa, dan Cina.
Masjid ini juga memiliki sebuah menara berbentuk segi enam dengan tinggi 20 meter.
BACA JUGA:5 Alat Musik Khas Sumatera Selatan, Nomor 2 Populer Dikalangan Warga Lokal Palembang
Menara pada Masjid Agung Palembang menyerupai menara klenteng dengan atap melengkung pada bagian ujung. Menara masjid ini memiliki teras dengan pagar yang mengelilingi bangunan menara.
Konsep Nusantara yang dianut oleh arsitek dalam perancangan masjid ini dapat dilihat dari struktur bangunan utama yang berundak tiga dengan puncak berbentuk limas.
Bentuk undakan pada bangunan masjid ini merupakan perpaduan candi Hindu-Jawa yang kemudian turut digunakan pada Masjid Agung Palembang.
Ciri khas bangunan Eropa terlihat dari bentuk masjid yang besar dan tinggi dengan pilar yang besar dan kokoh. Material bangunan masjid ini diimpor langsung dari Eropa.
BACA JUGA:SIMAK ! 5 Merek Smartphone Dengan Kamera Terbaik 2024, Harga Mulai Dari Rp3.000.000
BACA JUGA:Review Film Siksa Kubur Karya Joko Anwar Tembus 1.000.000 Penonton Dalam 4 Hari Penayangannya
Keunikan arsitektur bangunan Masjid Agung Palembang yang memadukan gaya khas Nusantara, Eropa, can Cina sehingga menghasilkan pesona yang terelakkan pada masjid ini.
Masjid yang berdiri megah di Kota Palembang ini seperti tidak berhenti didatangi warga untuk menunaikan sholat.
Apalagi ketika sholat Idul fitri dan adha, kalian akan mendapati seisi bangunan akan penuh.
Sampai masyarakat yang sholat membludaK sampai jembatan.
BACA JUGA:Menelusuri Kejayaan Islam Di Masa Kesultanan Palembang Darussalam Lewat Kampung Arab
Fenomena ini hampir selalu terjadi setiap kaliada perayanan lebaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: