Honda

Batu Megalitikum Ini Konon Katanya Tak Bisa Dipindahkan, Berikut Penampakannya

Batu Megalitikum Ini Konon Katanya Tak Bisa Dipindahkan, Berikut Penampakannya

Salah satu batu megalit misterius yang cukup di percaya masyarakat memiliki kekuatan mistis adalah Batu Megalit yang terletak di Gumay Ulu di Desa Tinggi Hari, tepatnya di Halaman Kantor Kecamatan Gumay Ulu.-Bernat Albar-Palpres.com

LAHAT, PALPRES.COM- Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terkenal dengan sebutan Negeri Seribu Megalit, karena banyak temuan peninggalan megalitik yang berusia 3.000 tahun.

Dan pada 2012 Lalu Kabupaten Lahat berhasil mendapatkan rekor MURI sebagai pemilik situs megalit terbanyak se-Indonesia.

Dengan predikat tersebut sudah pasti banyak juga cerita dan sejarah mengenai batu batu tersebut, Bahkan tak jarang masyarakat kita pada umumnya Mengaitkan dengan hal-hal yang berbau klenik. 

Salah satu batu megalit misterius yang cukup di percaya masyarakat memiliki kekuatan mistis adalah Batu Megalit yang terletak di Gumay Ulu di Desa Tinggi Hari, tepatnya di Halaman Kantor Kecamatan Gumay Ulu, yang sampai hari ini masih bisa di lihat secara langsung, hanya saja, potongan kepala yang berada di pemukiman penduduk.

BACA JUGA:Museum Perjuangan Subkoss Terima Hibah Benda Bernilai Sejarah dan Budaya

Ketika media ini berkunjung kesana banyak cerita terdengar mengenai batu megalit ini, mulai dari peninggalan Serunting Sakti, batu Bertuah dan lain-lain dan yang paling fenomenal adalah cerita mengenai pasukan Belanda yang tak mampu memindahkan batu dimaksud.

Camat Gumay Ulu, Tarmidi SSos MM mengatakan, memang benar jika mendengar dari tokoh masyarakat (Tomas) dan tokoh adat (Todat) disini, Cerita mengenai Pasukan Belanda yang tak bisa mengangkut batu ini, namun Hal itu juga perlu dibuktikan lagi secara saint (Pengetahuan, red).  

"Bisa jadi juga pada zaman dulu batu ini merupakan pahatan manusia dan mungkin juga di pakai untuk persembahan atau buatan tangan dari orang suci," terangnya, Kamis 15 Desember 2022.

Namun, sambung dirinya, tetap mengingatkan kepada masyarakat terkhusus generasi muda, mari jaga sama-sama situs peninggalan ini, karena ini merupakan warisan dan patut di lestarikan.

BACA JUGA:3 Masjid Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam, Begini Sejarahnya

"Jangan dikotori, dirusak, dan melakukan hal hal yang Negatif di tempat ini," tandas Tarmidi.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Tinggi Hari, Idi Cahyadi mengungkapkan, memang benar cerita dari orang-orang terdahulu mengenai batu megalit ini, pernah juga ada arkeolog yang datang kesini dan berkata kalau ini merupakan pahatan dari manusia pada abad ke 5 sampai ke 10 dulu.

"Jika di lihat dan bisa di buktikan kalau kawasan Tinggi Hari dan sekitarnya dulunya adalah pemukiman Jeme Baghi atau tempat tinggal orang orang zaman dulu sebelum ada dusun dusun yang lain," ulasnya.

Jadi menurut arkeolog, masih kata dirinya, merupakan pahatan batu dari orang zaman dulu dan kalau harus sama-sama menjaga serta melestarikan peninggalan ini, sebab patut bangga atas warisan ini.

BACA JUGA:Intip Peninggalan Penting Sejarah yang Ada di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang

"Oleh karena itulah, peninggalan yang berada di Kecamatan Gumay Ulu ini adalah situs yang mesti kita jaga sebaik mungkin dan generasi penerus, supaya memberikan contoh yang baik," terang Idi Cahyadi.

Idi Cahyadi menyampaikan, pesan-pesan yang terdapat pada pahatan arca atau situs tersebut, sekiranya menjadikan acuan atau panutan untuk saling mengingatkan satu sama lainnya.

"Hal ini, akan membantu penduduk untuk kedepannya menceritakan sejarah terdapat didalamnya, kepada wisatawan lokal maupun domestik," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com