Honda

Investasi Pendidikan Sentuh Rp612 Triliun, Sri Mulyani: Penting Berinvestasi Pembelajaran Sepanjang Hidup

Investasi Pendidikan Sentuh Rp612 Triliun, Sri Mulyani: Penting Berinvestasi Pembelajaran Sepanjang Hidup

Investasi Pendidikan Sentuh Rp612 Triliun, Sri Mulyani: Penting Berinvestasi Pembelajaran Sepanjang Hidup-Foto: Istimewa-

BALI, PALPRES.COM – Pemerintah Indonesia tahun ini mengalokasikan anggaran untuk investasi pendidikan mencapai Rp612 triliun.

Hal ini sebagai dukungan bagi pemerintah untuk mengakselerasikan pembelajaran sepanjang hidup yang kini sudah diimplementasikan Program Kartu Prakerja.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah saat ini terus memastikan alokasi anggaran untuk program pembelajaran sepanjang hidup atau lifelong learning.

Realiasasi anggaran tersebut nantinya akan terus berkelanjutan hingga target 2045.

BACA JUGA:17 Juta Peserta Terima Manfaat Program Prakerja, UNESCO Kaji Lewat Konferensi Internasional

“Seiring dengan upaya Indonesia untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045, kita perlu membangun ekonomi dan pendidikan yang inklusif. Komitmen terhadap pendidikan bukan hanya komitmen satu presiden tetapi merupakan komitmen berkelanjutan,” kata Sri Mulyani dalam press rilis yang diterima palpres.com di Forum Inclusive Lifelong Learning Conference, Bali, Rabu, 5 Juli 2023.

Dalam situasi global yang kian menantang, lanjut Sri Mulyani, terobosan inovasi dalam program pembelajaran sepanjang hayat tetap penting untuk ketahanan dan pertumbuhan ekonomi.

"Karena sumber daya manusia adalah kunci keberhasilan, kemakmuran, dan martabat negara manapun," ujarnya.

Hal itu terlihat dari alokasi APBN untuk sektor pendidikan yang tinggi, yakni sekitar Rp 612 triliun atau sekitar USD 40 miliar.

BACA JUGA:FAKTA! Perempuan dan Anak Muda Banyak Gabung Peserta Prakerja 2023

“Berinvestasi dalam pendidikan tidak hanya tentang alokasi anggaran dan infrastruktur, tetapi juga untuk memastikan akses pendidikan untuk semua melalui berbagai modalitas, baik formal, non-formal atau informal.” terangnya.

Tidak hanya pendidikan, Sri Mulyani menambahkan bahwa digitalisasi, otomasi, dan transisi hijau akan menggeser kebutuhan tenaga kerja.

Oleh karena itu pemerintah harus terus mendukung transisi ini dan memperkuat sistem pendidikan.

“Pembelajaran sepanjang hayat adalah respon dari terpaan disrupsi terus-menerus yang terjadi lebih cepat dan dalam waktu semakin singkat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: