Honda

Apakah Sah Ibadah Puasa Ramadan Kalau Lupa Niat dan Tidak Sahur? Ini Kata Buya Yahya

Apakah Sah Ibadah Puasa Ramadan Kalau Lupa Niat dan Tidak Sahur? Ini Kata Buya Yahya

Apakah sah ibadah puasa Ramadan kalau lupa niat dan tidak sahur? Ini kata Buya Yahya.-YouTube/Buya Yahya-

PALPRES.COM - Apakah sah ibadah puasa Ramadan kalau lupa niat dan tidak sahur akan diulas dalam artikel ini. 

Pertanyaan ini termasuk dalam salah satu yang sering ditanyakan masyarat saat Ramadan tiba.

Simak penjelasan Buya Yahya.

Menjalankan ibadah puasa Ramadan tidak hanya sekedar menahan lapar, makan, minum dan menahan hawa nafsu.

BACA JUGA:Ngantuk Saat Berpuasa? Coba 12 Tips Ini, Dijamin Gak Ngantuk Lagi

BACA JUGA:Apakah Merokok Membatalkan Puasa Ramadan? Ini Kata Dr. Zakir Naik

Ada rukun yang mesti dijalankan agar ibadah puasa Ramadan sah. 

Niat adalah salah satu rukun ibadah puasa Ramadan. 

Niat puasa Ramadan bisa dilakukan mulai malam hari hingga sebelum adzan subuh. 

Apakah sah puasa Ramadan kalau lupa niat? 

BACA JUGA:Amalan Doa Hari Ketiga Puasa Ramadan, Meminta Keberkahan dan Dijauhkan dari Kebodohan

BACA JUGA:Hukum Tidur Seharian Saat Puasa Ramadan, Benarkah Mendapat Pahala?

Pertanyaan tersebut pernah dilontarkan salah satu jemaah Al Bahjah ke ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. 

Simak berikut penjelasannya.

Dikatakan Buya Yahya, apabila tidak ada niat puasa di waktu yang telah ditentukan tadi, maka puasanya tidak sah.

Hal ini berdasarkan hadis berikut. 

BACA JUGA:Menelan Sisa Makanan yang Tersangkut di Gigi, Batalkah Puasa? Ini Kata Buya Yahya

BACA JUGA:Gusi Berdarah Apakah Membatalkan Puasa Ramadan? Ini Penjelasan Buya Yahya

“Dari Hafshah Ummul Mu’minin r.a. (diriwayatkan bahwa) Nabi SAW bersabda, Barangsiapa tidak berniat puasa di malam hari sebelum fajar, maka tidak sah puasanya.” (Ditakhrijkan oleh al-Khamsah, lihat ash-Shan‘aniy, II, 153).

Namun, Buya Yahya mengungkapkan pendapat lain dari ulama Sayyid Alwi Assegaf.

"Akan tapi kita ingat Sayyid Alwi Assegaf Mufti Makkah waktu itu menulis mengingatkan kita, untuk orang awam kita perlu memberikan fatwa yang paling sesuai dengan keadaan mereka," ungkap Buya.

Dikatakan Buya Yahya, dalam fatwa tersebut jika memang seseorang lupa yang tidak disengaja, boleh melanjutkan puasa tersebut.

"Jika memang kasusnya benar-benar lupa, bukan dia main-main," jelas Buya.

Selain niat puasa, kita juga disunnahkan sahur. 

Sahur adalah makan atau minum sebelum memulai berpuasa. 

Sahur dilakukan sebelum waktu imsak datang. 

Sahur adalah sunnah Rasulullah SAW sebagaimana termaktub dalam hadis riwayat Anas bin Malik. 

Rasulullah SAW bersabda, “Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur terdapat barakah.” (Muttafaqun ‘alaih)

Tapi bagaimana puasa seseorang kalau lupa sahur?

Apakah boleh lanjut puasa tanpa berniat dan tidak sahur pula?

Buya Yahya mengungkapkan dalam Mazhab Imam Abu Hanifa, apabila seseorang lupa berniat puasa pada malam hari, maka diperbolehkan berniat di pagi hari.

"Barang siapa di pagi harinya kalau dia lupa belum niat, dan ingin berpuasa, maka hendaknya dia niat, ikut mazhab Abu Hanifa," ujarnya.

Buya Yahya juga mengatakan bahwa keinginan orang awam untuk berpuasa patut dihargai.

"Boleh melakukan niat pagi hari, namun dengan catatan, dia belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa," ujanya.

“Itu diisyaratkan dalam fikih Syafi'i bahwasanya orang awam perlu dihargai dalam hal-hal semacam ini. 

Jangan sampai bilang gak sah gak puasa, kasihan dia ketinggalan dalam rombongan orang-orang berpuasa,” lanjut Pengasuh LPD Al Bahjah ini.

Buya Yahya mengatakan, dalam keadaan darurat boleh mengikuti Mazhab Abu Hanifah jika lupa niat puasa Ramadhan dan tidak sahur. 

Namun, ia mengingatkan tidak boleh secara sengaja lupa niat.

“Tapi ingat ikut mazhab seperti ini tidak boleh main-main. Sudah malam harinya, saya niat besok aja ikut Abu Hanifah. Anda main-main. Ini adalah kasus darurat di saat seseorang dalam keadaan lupa, maka di pagi harinya boleh niat dengan catatan dia belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa,” tutur Buya Yahya.

Kalau sudah makan dan minum di waktu puasa, maka puasanya tidak bisa dilanjutkan karena sudah melakukan sesuatu yang membatalkan puasa. 

Ia wajib imsak agar mendapatkan pahala kesempurnaan Ramadhan.

“Dia wajib imsak, tidak boleh makan dan minum. Dia seperti orang yang berpuasa. Cuma nanti dia wajib mengqadha,” pungkas Buya Yahya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: