Honda

“Amazing Madam President”

“Amazing Madam President”

Prof Landry Signe terlihat begitu senang saat menerima bingkisan baju batik asli Indonesia dari Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si saat berkunjung ke Washington DC.-Foto: Istimewa-

Langkah kakinya seolah tak ada henti. Mengiringinya menelusuri jalan menanjak menuju Capitol Hill, saya harus setengah berlari. Uh, postur tubuhnya jauh dibanding saya, dan ia sebagaimana layaknya orang AS lain, tak pernah lambat dalam berjalan dan saya harus terengah-engah mengikuti.

BACA JUGA:Prof Landry Signe Yakin UIN Rafah Bertaraf Internasional, Alasannya Ini

“Oh, I’m sorryMadam President,” ujarnya tersenyum melihat saya harus kejar-kejaran.

Profesor Landry bukan sembarang orang. Hasil penelusuran saya menunjukkan bahwa ia sudah menyabet berbagai penghargaan tingkat internasional, ia juga aktif mengajar dan menjadi visiting scholar di berbagai universitas ternama lainnya, seperti Brooking, Stanford University, Georgetown University, Montreal University, Ottawa University, Oxford University dan berbagai perguruan tinggi lainnya. Dia juga peraih World Economic Forum Young Global Leader sebagai Most Creative Thinker, dan Driving The Transformation of Africa.

Termasuk juga peraih the American Political Science Association Campus Teaching Award, the Chancellor’s Award for Excellence in Teaching, and the Chancellor’s Award for Excellence in Academic Research and Creative Activity. Mimpi apa saya bisa bekerja bareng dan “dilayani” oleh orang seperti ini, sungguh tak terbayangkan!

Di penghujung acara, kami mengadakan kunjungan ke Kedutaan Besar RI untuk AS. Ini sebetulnya sudah di luar agenda dengan Thunderbird School of Global Management, artinya tugasnya sudah selesai. Tetapi di luar dugaan saat kami berbasa-basi, apakah ia mau ikut ke Kedutaan? “Ok, I’m ready!” ujarnya tetap dengan senyum sumringah. Dan sang Profesor sudah hadir tepat waktu jam 10.00 pagi waktu Washington.

BACA JUGA:UIN Raden Fatah Berpeluang Dapat Beasiswa Magister dan Doktor di Amerika

“Saya siap mendukung kemajuan pendidikan dan termasuk UIN Raden Fatah. Kita konkritkan acara ini, dan kami dari Thunderbird siap bekerjasama konkrit, baik itu pertukaran pelajar, riset, maupun pengabdian masyarakat. Saya sudah diskusi dengan Dr. Yenrizal, untuk riset dan publikasi ilmiah akan kami konkritkan,” janjinya saat berdialog dengan Prof Poppy, atase Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Selama ini, saya selalu yakin keramahan adalah milik orang Timur khususnya Indonesia dalam menerima tamu. Tetapi dua hari bersama Prof Landry, saya harus membalik hipotesis itu. Ilmuwan di AS, sebuah negara yang sangat liberal dan individualistis, ternyata jauh lebih welcome dan sangat antusias dalam melayani tamu. Apakah orang Indonesia dan profesor di Indonesia akan seramah dan sangat care sebagaimana Profesor Landry saat menerima tamu? Saya harus banyak belajar dari kepribadian yang ditampilkan oleh Profesor Landry.

Termasuk juga soal bahasa. Saya yakin ia harus bekerja keras juga untuk memahami apa yang kami sampaikan. Kemampuan bahasa inggris kami tentu tak lah sebanding dengan native speaker, tapi sebagaimana kata orang, tak bisa berkata-kata, bahasa isyaratpun jadilah. Yang penting, pesannya sampai. Ia pasti selalu mencerna apa yang kami maksudkan, menyusun pesan belepotan dari bahasa kami.

“Ok Madam President, ini adalah akhir pertemuan kali ini. Saya harus berikan kado khusus untuk anda. Ini adalah sebuah pin yang saya dapatkan dari Barack Obama. Pada pin ini, di bagian belakangnya tertera tandatangan langsung dari The Great President of United States. Saya berikan ini khusus kepada anda. I’m very happy,” ujarnya mengagetkan.

BACA JUGA:Mutu UIN Raden Fatah Dibedah Profesor Terkenal di Amerika

Suprise! Saya tahu dari budaya AS tidak mudah memberikan sesuatu kepada orang lain apalagi benda yang dianggap sangat penting dan berharga. Tetapi kali ini saya menerimanya. Pin bertandatangan Barack Obama! Nikmat Tuhan mana lagikah yang akan saya dustakan, saya tak bisa berkata-kata.
Siang itu, pesawat Emirates  mulai bergerak dari John F Kennedy International Airport of New York.

Dari kaca jendela saya menatap kejauhan gedung-gedung tinggi negara adidaya tersebut. Dari perguruan tinggi yang tak bisa digolongkan terbesar di Indonesia, saya sudah menjejakkan kaki ke negeri Paman Sam ini. Negeri yang selama ini menjadi acuan peradaban dunia, dianggap pengatur kehidupan di seluruh dunia, dan saya sudah menemukan sisi-sisi lain yang tak terlupakan. Good By USA, good by Profesor Landry. Kepribadian dan penerimaanmu selama dua hari ini, membalikkan semua hipotesis yang saya terima tentang AS. I’ll call you again, for my institution…. (*)

BACA JUGA:Giliran New York University Tawarkan Kerjasama dengan UIN Raden Fatah Palembang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: