Honda

Kunjungi Tuan Di Pulau, Gali Islamisasi Komering

 Kunjungi Tuan Di Pulau, Gali Islamisasi Komering

Tim Peneliti UT Palembang bersama Tokoh Adat Komering melakukan perekaman data dokumenter di Makam Puyang Tuan Di Pulau, Selasa, 20 September 2022. -Tim Peneliti UT Palembang-palpres.com

OKUS, PALPRES.COM - Awal abad ke-16 tampaknya menjadi momen Islamisasi di tanah Sumatra Selatan.

Penyebaran Islam pada masa itu juga dampak dari apa yang terjadi di tanah Arab. 

Kekuasaan Islam di pada Kesultanan Turki Usmaniyah memasuki periode ekspansi Islam ke berbagai belahan dunia. 

Sultan Selim I (1512-1520) menyatuhkan dunia Islam dengan menaklukan Dinasti Safawiyah di Baghdad.

BACA JUGA: Susuri Riwayat Sungai Komering dengan Perahu Ketek

 Beliau juga mendirikan pemerintahan Usmaniyah di Mesir. 

Pola yang sama dilanjutkan pewarisnya, Suleiman Agung (1520-1566) dengan mencaplok dan melakukan Islamisasi di Eropa Timur.

Sultan-sultan Turki yang tegas ini memanfaatkan akses Teluk Persia, dalam mengirim berbagai ulama-ulama besar dan utusan agama Islam ke negeri-negeri yang jauh. 

Termasuk ke tanah Komering di Negeri Palembang saat itu. 

BACA JUGA: Tim Universitas Terbuka Palembang Teliti Minanga Komering

Terkait hal itu, Tim Penelitian Universitas Terbuka (UT) Palembang yang diketuai Dr. Meita Istianda (Ketua Tim/Universitas Terbuka Palembang), turun ke lapangan dalam menelusuri jejak Islamisasi saat itu di wilayah Komering, Selasa, 20 September 2022.

Turut dalam rombongan peneliti yakni Dr. Dedi Irwanto (Universitas Sriwijaya), Giyanto, M.Si. (Universitas PGRI Palembang), Dr. (Cand.) Kms. A. Rachman Panji (UIN Raden Fatah (RF) Palembang), Dudy Oskandar SH  (Jurnalis) dan Hidayatul Fikri, S.T. atau Mang Dayat (Youtuber Palembang).

“Sultan-sultan Turki Usmaniyah mulai gencar mengirim para ulama yang juga pedagang ke Nusantara. 

Menurut hemat saya sejak saat itu, penguasaan akses teluk Persia. menjadikan mudahnya pelayaran ke Nusantara, termasuk ke Sumatra Selatan dan Komering. 

BACA JUGA: Rumah Adat Komering Memesona di Festival Anjungan 2022

Ulama ini datang dari Hadramaut dan berguru ke Baghdad saat itu. Mereka juga para Syaik dan Syayid keturunan Rasulullah. 

Pengiriman para ulama keturunan Rasulullah yang kharismatik dan memiliki kharomah Ilmu tinggi ini untuk memperkuat kedudukan Islam itu sendiri. 

Oleh Sultan Turki mereka sengaja dikirim secara berkelompok secara bergelombang ke Nusantara,” kata Sejarawan Palembang, Dr. (Cand.) Kemas Ari Panji. 

Berdasar buku “Jejak Islamisasi di Negeri Palembang” karya Prof. Mal'an Abdullah, menurut dia, Ulama-ulama Syahid yang datang ke Sumatra Selatan, awalnya dipelopori oleh Syaikh Ibrahim Al-Samarkand bersama anaknya Syaikh Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) bersama muridnya Syaikh Syarief Hussin Hidayatullah (Puyang Sekampung Marga Danau).

BACA JUGA:Tradisi Sedekah Bumi, Momen Kenang Sejarah Terbentuknya Desa Sri Mulyo

Setelah meng-Islamkan Ario Damar menjadi Ario Abdillah atau Ario Dillah. Ibrahim Al-Samarkand dan putranya Ali Rahmatullah melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa. 

Syaikh Syarief Hussin Hidayatullah bersama muridnya Ario Dillah kemudian menerima rombongan para Syaikh dan Syahid yang datang berikutnya, baik dari tanah Arab langsung maupun yang sudah menetap di Jawa. 

Salah satu yang datang berikutnya adalah rombongan Syaikh Syahid Amar Saleh. 

Beliau anak dari ulama asal tanah Arab, Syaikh Syahid Al-Kamil Syarief Hidayatullah bergelar Sunan Gunung Jati, yang berkedudukan di Cirebon. 

BACA JUGA:Hakim Raja Jaga Kedaulatan Kedatuan Sriwijaya

Di Istana, Syahid Amar Saleh bertemu dengan Syaikh Ahmad Abdurrahman Tajuddin Basyaid dan Syaikh Syahid Hamminul Amiem. Selanjutnya mereka bertiga meneruskan perjalanan ke Pasai. 

"Dan melanjutkan ke Palembang, bersama Syaikh Syarief Hussin Hidayatullah dari Istana Palembang mereka meneruskan dakwah ke daerah uluan. 

Syaikh Syarief Hussin Hidayatullah menetap di Sekampung, Sungai Babatan, Marga Danau, “ tambah Dr. Dedi Irwanto, M.A. 

Nah, menariknya ketiga orang lainnya meneruskan perjalanan menyelusuri Sungai Komering. 

BACA JUGA:Candi Bumi Ayu Kembali Dipromosikan di Festival Sriwijaya

Syaikh Syahid Amar Saleh menetap dan berdakwah di Marga Madang tepatnya Dusun Mendayun serta bergelar Tuan Umar Bagindo Sari. 

"Sedangkan Syaikh Ahmad Abdurrahman Tajuddin Basyaid menetap di Dusun Adumanis menjadi Tuan Tanjung Idrussalam. 

Demikian halnya Syaikh Syahid Hamminul Amiem berdakwah dan menetap di Campang Tiga, dan menjadi Tuan Di Pulau,”ujar Dr. Dedi Irwanto dari Universitas Sriwijaya yang ikut dalam rombongan. 

Syaikh Syahid Hamminul Amiem mendirikan semacam pondok pengajian AlOur'an tempat berdakwah di seberang Sungai Komering, ditempat tanah pulau yang dikelilingi rawa-rawa. 

BACA JUGA:Perkuat Teori Konstitusi Nusantara dari Peninggalan Sriwijaya

Beliau menyebarkan Islam di aliran Sungai Komering. 

 “Beliau juga memiliki banyak kharomah sebagai waliyullah. 

Bahkan makam beliau tidak pernah banjir walau Sungai Komering meluap. 

Sampai sekarang banyak penziarah dari luar Komering yang berkunjung ke makam beliau. 

BACA JUGA:SMB IV Harap Nama Palembang Darussalam Bisa Dikembalikan

Namun jangan coba-coba minta nomor togel, karena Buaya di Sungai Komering laut makam akan mengamuk,” pesan Pak Chaerul tokoh Adat Cempaka. 

Sekarang ini, lanjutnya, makam puyang Syaikh Syahid Hamminul Amiem atau Tuan Di Pulau sudah dilakukan renovasi cungkup makam tahun lalu. 

Sekarang sedang dilakukan pemugaran pagar kelilingnya. 

“Alhamdulillah seluruh dananya adalah sumbangan swasembada masyarakat komering, baik di dalam maupun mereka yang sukses di luar Komering. 

BACA JUGA:SMB IV Ajak Masyarakat Palembang Lestarikan dan Jaga Rumah Limas Cek Mas

Sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap puyangnya, asal usulnya. 

Akses ke makam beliau juga cukup mudah. 

Selain bisa ditempuh lewat jalur sungai. 

Juga bisa ditempuh lewat jalur darat melalui jembatan gantung di Desa Negeri Sakti," kata Drs. M. Ali Pasyai, eks pejabat tinggi di Pemkab OKU Timur dan salah satu tokoh besar Komering yang tetap tinggal di Dusun Minanga. 

BACA JUGA: SMB IV Sebut Jasa Besar KH Abdul Malik Tadjudin dalam Kembangkan Islam di Palembang

Pihaknya berharap juga makam ini dapat menjadi wisata spiritual andal untuk Kabupaten OKU Timur ke depan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com