14 Tempat Wisata Terpopuler di Kabupaten Musi Banyuasin, Gaskeun Kuy
14 Tempat Wisata Terpopuler di Kabupaten Musi Banyuasin, Gaskeun Kuy--doc palpres.com
Tempat wisata yang sering disebut warga sekitar dengan 'Mandi Bongen' ini terletak memanjang di sisi tebing Sungai Musi. Kata 'bongen' dalam Bahasa Melayu Musi Banyuasin berarti pasir, sehingga mandi bongen berarti bermain pasir.
Makanya tempat wisata ini banyak di kunjungi kawula muda, sebab jika pengunjung berkunjung tidak dipungut biaya sepeserpun.
Terlebih dengan adanya fasilitas seperti bangku taman, area bermain dan juga jogging track dapat membuat para pengunjung ingin berlama-lama di taman ini.
Di tempat wisata ini, banyak remaja yang sering menggunakannya untuk bermain sepak bola, bergitar, ataupun sekedar berswafoto.
Apabila lelah, berbagai hidangan mulai dari jus, es putar, minuman ringan, hingga gorengan tersedia di warung-warung yang dapat ditemui di area wisata. Kedua tempat wisata ini dapat dikunjungi mulai pukul 08.00 - 18.00 WIB.
BACA JUGA:Mengenal 36 Masjid di Kota Sekayu Musi Banyuasin beserta Lokasinya yang Wajib Diketahui
4. Embung Senja
Embung senja merupakan destinasi wisata yang diresmikan pada Tahun 2019 yang merupakan Destinasi Wisata Alam buatan di Kabupaten Musi Banyuasin, tepatnya berada di Desa Gajah Mati, Kecamatan Babat Supat. Jarak tempuh dari Kota Sekayu sekitar 1 Jam melalui akses jalan Betung - Sungai Lilin.
Embung Senja dikelola oleh Karang Taruna, Desa Gajah Mati Kecamatan Babat Supat dan terbaru ini Embung Senja meraih juara III Anugerah Pesona Desa Wisata Provinsi Sumsel tahun 2021, Kategori Destinasi Daya Tarik Wisata.
Sampai saat ini Embung Senja sudah semakin populer dan dikenal masyarakat luas. Cocok sekali untuk dijadikan pilihan wisata rekreasi di awal tahun 2023.
BACA JUGA:Bikin Ngiler, 5 Makanan Khas Musi Banyuasin Ini Wajib Dicoba
5. Masjid Raya Abdul Kadim
Salah satu wisata andalan Kabupaten Musi Banyuasin adalah Masjid Raya Abdul Kadim yang juga dikenal dengan nama ‘Masjid Kursi Patah’, dinamakan demikian karena terdapat ornamen kursi patah yang terinspirasi dari Broken Chair yang ada di Markas PBB Jenewa, Swiss.
Maka di Kursi Patah masjid ini memiliki makna “kalau sedang duduk memimpin jangan lalai dengan agama dan ibadah”.
Masjid Raya Abdul Kadim didirikan oleh putra daerah bernama Prof. Abdul Kadim, warga Desa Epil, Kecamatan Lais. Pendirian masjid tersebut menjadi pengingat kampung halaman serta wujud syukur atas seluruh nikmat yang ia terima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: