Honda

Belajar Silat Sejak Kelas 6 SD, Ini Profil Pelatih PSHT Kabupaten Empat Lawang

Belajar Silat Sejak Kelas 6 SD, Ini Profil Pelatih PSHT Kabupaten Empat Lawang

Yoga Satya Bimantara sudah belajar silat sejak kelas 6 SD-Foto: Anita-Palpres

EMPAT LAWANG, PALPRES.COM - Keren banget! Laki-laki ini konsisten belajar silat di PSHT Kabupaten Empat Lawang sejak kelas 6 Sekolah Dasar (SD).

Namanya ialah Yoga Satya Bimantara, salah seorang dari Talang Jawa, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan.

Sekarang umur Yoga sudah 24 tahun dan itu artinya sudah 12 tahun Yoga konsisten di dunia persilatan.

Kenalan lebih dekat yuk dengan sosok seorang Yoga.

BACA JUGA:Ikuti Long March, Ini Pesan Wabup Yudha Kepada Pendekar PSHT

BACA JUGA:Herman Deru Hadiri Kirab Budaya Nusantara Penyerahan Tanah dan Air PSHT

Anita - Empat Lawang 

Yoga Satya Bimantara, kerap disapa dengan panggilan Yoga.

Ia lahir pada 9 Agustus 1999 dari pasangan suami istri bernama Lukman dan Elvi Sukaisi.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini sangat suka silat.

BACA JUGA:Bupati OKUT Hadiri Kegiatan Khitanan Massal PSHT

BACA JUGA:PSHT Dukung Polda Sumsel Dalam Menjaga Kamtibmas Kondusif

Dari kecil tepatnya pada kelas 6 SD, Yoga sudah mengikuti organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Yoga menceritakan awal mula ketika SD ia tertarik untuk belajar silat.

Dulu ketika kecil Yoga sering melihat orang-orang latihan silat yang tak jauh dari rumahnya.

Karena itulah Yoga pun jadi tertarik mengikuti pencak silat PSHT.

BACA JUGA:Sejarah Pencak Silat, Seni Bela Diri Khas Indoneisa yang Mendunia

BACA JUGA:Wuih Keren Polwan Cantik asal Polres Lubuklinggau Sabet Medali Perunggu di Pencak Silat Piala KSAD 1

Waktu Yoga masih kecil, ia pamit dengan ayah dan ibunya bahwa ia ingin mengikuti silat PSHT.

Orangtuanya pun menyetujuinya.

Awal-awal mengikuti PSHT, Yoga sering kali pulang dengan badan kotor, luka-luka di badan.

Pernah suatu ketika Yoga mengeluhkan perutnya sakit sehabis pulang dari latihan.

BACA JUGA:Jangan Coba-Coba Brengsek, Wanita Muda Ini Pemegang Puluhan Medali Taekwondo dan Pencak Silat

BACA JUGA:UKMK Tapak Suci UIN Raden Fatah Sumbang Medali di Kejuaraan Pencak Silat Kota Palembang

Ayah dan ibunya segera membawa Yoga ke tukang urut.

Untunglah beberapa hari istirahat di rumah, perutnya tidak sakit lagi, sudah sembuh.

Meski demikian Yoga tidak patah semangat. 

Ia terus mengikuti latihan silat.

BACA JUGA:Kontingen UIN Raden Fatah Sapu Bersih Medali Pencak Silat di Pesona 1 Bandung

BACA JUGA:Kontingen Pencak Silat Tradisional Putri Raih Juara 1 Nasional

Begitu juga dengan orang tuanya yang masih mensupport anaknya meskipun tubuh anaknya harus luka dan kotor.

Namanya juga silat, tidak ada yang namanya enak ketika memasuki dunia persilatan.

Harus kotor, harus tahan banting, harus punya mental yang kuat, dan yang paling utama niatnya harus bulat agar bisa konsisten berlatih.

Pulang dengan kondisi seluruh tubuh penuh tanah, badan luka, perut sakit, lelah, sudah menjadi kebiasaan setiap kali Yoga latihan.

BACA JUGA:Tabarakallah, Tim Karate Polres Lubuklinggau Borong 16 Medali Emas di Tournamen Karate Internasional

BACA JUGA:1.300 Karateka Sumbagsel Ramaikan ‘Ratu Dewa Warrior Cup Open Karate Championship’

Itu hanya sebagian kecil saja cerita perjuangan Yoga dalam dunia persilatan.

Tentunya masih banyak cerita cerita yang memacu adrenalin lainnya.

Namun semua itu tak melunturkan niatnya untuk terus belajar silat.

Berkat dari kekonsistenannya itu, Yoga akhirnya bisa menjadi seorang Warga sejak ia SMA hingga sekarang.

BACA JUGA:KKI Open Sumatera Karate Championship I Resmi Dimulai, Pangdam II/Swj Beri Pesan Ini Untuk Para Peserta

BACA JUGA:Personel Ditintelkam Ikuti Bela Diri Karate Polri

Warga atau Pendekar SH Terate adalah orang yang sudah menjalani ujian dan pengesahan sehingga mendapatkan kewenangan untuk melatih orang yang belum menjalani ujian.

Ia tak lagi menjadi seorang murid melainkan sudah menjadi seorang pelatih.

Setiap dua minggu sekali siang dan malam Yoga mengajari murid-muridnya gerakan-gerakan silat yang dulunya pernah ia pelajari di PSHT.

Melihat murid-muridnya yang kotor-kotoran, muridnya yang semangat belajar silat, mengingatkan akan dirinya dulu.

BACA JUGA: Seribu Karateka Ikut Kejuaraan KKI Sumsel

BACA JUGA:Begini Cara Bupati Lahat Tingkatkan Jalinan Silaturahmi

Dulu ia seperti murid-muridnya itu, dan suatu saat murid-murid Yoga akan menjadi seperti Yoga yang sekarang.

Menjadi seorang Warga yang melatih anak-anak lainnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: