Honda

Asal Usul Desa Sanga Desa Kabupaten Musi Banyuasin

Asal Usul Desa Sanga Desa Kabupaten Musi Banyuasin

Rumah Pangeran Anang Mahidin--Grup Facebook

PALEMBANG, PALPRES.COM - Sanga Desa adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan yang terdiri dari 17 desa dan 2 kelurahan, salah satunya terletak dipinggiran sungai rawas yakni Desa Ulak Embacang,yang dihuni sekitar 3000 jiwa.

Kawasan Sumatera Selatan adalah wilayah peninggalan dua pemerintahan besar, yakni Kedatuan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam.

Dalam kawasan tersebut terdapat beberapa daerah peninggalan keturunan atau nenek moyang terdahulu yang dilestarikan masyarakat yang dikenal dengan sebutan marga.

Nah, Marga Sanga Desa sendiri berdiri pada tahun 1740 Masehi dengan pasirah pertama Depati Syamsudin atau Depati Uding, yang bergelar Pangeran Syamsudin. Depati Syamsudin membangun suatu kawasan marga, dengan menyatukan pedatuan kecil-kecil I di pedalaman.

BACA JUGA:Mengenal Suku Asli Sumatera Selatan Berdasarkan Daerahnya, Mulai Palembang, Komering Hingga Pesemah

Dia menaklukkan dengan cara diplomasi atau musyawarah. Bahkan kadang dengan kekuatan perang untuk menyatukan masyarakat yang hidup di pedatuan pedalaman. Masyarakat diajak untuk tinggal dan membangun pemukiman di pinggir Sungai Musi.

Dia mengambil legitimasi kekuasaan Pasira ke Kesultanan Palembang pada tahun 1740 M. Apabila ditelusuri Depati Syamsudin di angkat pesira oleh Sultan Mahmud Badaruddin I, sebab masa pemerintahan beliau dimulai dari tahun 1724 sampai 1758 M.

Kebudayaan Marga Sanga Desa sama dengan kebudayaan lain di Seluruh Sumatera Selatan, yaitu Kebudayaan Melayu, baik ditinjau dari sistem bangunan tempat tinggal, bahasa, adat istiadat, dan agama.

Marga Sanga Desa adalah bentuk bagian kecil dari kemelayuan Kedatuan Sriwjaya. Pada masa kepemimpinan pasirah adanya pembangunan masjid-masjid di setiap pedatuan desa: pada masanya.

BACA JUGA:Mengenal 12 Suku Melayu di Sumatera Selatan yang Wajib Diketahui

Sistem cerita dan asal usul tempat sama dengan wilayah-wilayah kebudayaan Melayu lainya. Seperti penggunaan nama tempat dengan keadaan yang ditemui dari pohon kandis. Begitupun, dalam gelar pemerintahan banyak merujuk pada gelar-gelar bangsawan jawa, seperti Ratu.

Ibu kota Marga Sanga Desa adalah Ngulak, Sanga Desa artinya sembilan desa (sanga berasal dari bahasa jawa) pada mulanya nama marga ini bukan Sanga Desa melainkan Singa Desa kemudian berubah menjadi Sanga Desa karena di Marga ini ada sembilan desa yaitu :

1. Desa Ngulak sebagai Ibukota Marga

2. Desa Ngunang

BACA JUGA:Dikenal Dengan Slogan ‘Mati Dem Asal Ngetop’ Ini Dia Bahasa dan Suku Musi Banyuasin

3. Desa Penggage

4. Desa Jud

5. Desa Nganti

6. Desa Air Balui

BACA JUGA:Mengenal Asal Usul Suku Semende, Salah Satu Suku Bangsa di Sumatera Selatan

7. Desa Terusan

8. Desa Kemang

9. Desa Keban

Kemudian marga ini berkembang terus dengan bertambahnya desa desa baru sehingga jumlah desa menjadi 16 desa:

BACA JUGA:7 Bahasa Daerah di Sumatera Selatan yang Kamu Harus Tahu

1. Desa Ngulak I

2. Desa Ngulak II

3. Desa Ngulak III

4. Desa Ngunang

BACA JUGA:Mengenal Tarian Tradisional Khas Kabupaten Musi Banyuasin

5. Desa Penggage

6. Desa Jud I

7. Desa Jud II

8. Desa Nganti

BACA JUGA:Legenda Asal Usul Terbentuknya Danau Ulak Lia di Sekayu, Begini Ceritanya?

9. Desa Air Balui

10 Desa Terusan

11 Desa Kemang

12 Desa Keban I

BACA JUGA:Jangan Tidak Tahu! Ini Dia Asal Usul Desa Bailangu Kabupaten Musi Banyuasin

13 Desa Keban II

14 Desa Tanjung Raya

15 Desa Air Itam

16 Desa Ulak Embacang

BACA JUGA:Wajib Tahu! Ini Asal Usul Desa Tanjung Baru Kabupaten PALI

Nama nama Pesirah yang pernah memimpin Marga Sanga Desa :

1. Pangeran Syamsuddin (uding)

Tiap - tiap dusun dikepalai seorang krio dari dusun - dusun inilah berdirinya marga "Singa Desa" kemudian depati uding dengan disertai oleh beberapa orang lain, pergi menghadap kanjeng sunan di palembang dan kanjeng sunan menetapkan bahwa depati uding sebagai pasirah marga "Singa Desa" 

Dizaman pasirah Syamsuddin (uding) ada dua anak dua beradik ikut pasirah uding, yaitu adiknya bernama Abu Mansur umur 9 tahun dan Kakak nya bernama Mangku rebin umur 11 tahun.

BACA JUGA:Catat! 7 Wisata Andalan Musi Banyuasin Cocok untuk Liburan Akhir Tahun

Konon kabarnya anak dua beradik tersebut berasal dari gumai daerah Pasemah kemudian pasirah syamsuddin digantikan oleh anaknya yang bernama sudarta.

2. Depati Sudarta

Ketika pasirah sudarta berhenti maka tidak diduga - duga anak yang ikut pasirah pangeran syamsuddin yang bernama mangkurebin di angkat dan disetujui oleh sunan di palembang untuk menjadi pasirah "Marga Singa Desa" karena pemerintahan mangku rebin sangat maju lalu diberi gelar pangeran

3. Pangeran Mangkurebin

Karena pemerintahan mangkurebin sangat maju maka diberi gelar pangeran, karena marga ini sangat maju maka banyak orang - orang pindah masuk daerah ini seperti orang dari jambi, yaitu dari dusun Gurun. Mereka pindah mendirikan dusun dekat muara sugi rawas, dusun itu kemudian bernama dusun terusan, dan dusun ini bergabung kedalam marga " Singa Desa".

BACA JUGA:Menelusuri Asal Usul Puyang Serunting Sakti Jadi Simbol Persatuan Keturunan

Kemudian beberapa orang dengan keluarganya berasal dari muara lakitan berpindah pula  mereka mendirikan dusun Jud.

Ada pula orang - orang dari dusun irik dan dusun tinggalan dipedalaman sungai keruh anak sungai punjung pindah dan menempati dusun Penggage. Dan sebagian lagi dari mereka pindah dan membentuk dusun Sugiwaras.

Lama kelamaan dusun sugiwaras menjadi tempat kedudukan pasirah yang mengepalai marga punjung dan termasuk membawahi dusun penggage. Kemudian pasirah mangkurebin digantikan oleh anaknya yang bernama ismail.

4. Pangeran Ismail

Ismail kemudian diberi gelar pangeran. Sesudah pangeran ismail beliau digantikan oleh menantunya yang bernama M. Rasip.

BACA JUGA:Asal Usul Kemahiran Masyarakat Tanjung Batu Dengan Kerajinannya, Begini Ceritanya?

5. Pangeran M. Rasip

M. Rasip diberi gelar pangeran, pangeran M. Rasip ini sebenarnya berasal dari Gurun (daerah Jambi). Semasa pangeran rasip, palembang jatuh ketangan belanda lalu kemudian oleh pemerintah belanda diadakan perubahan - perubahan yaitu marga "Singa Desa" dimasukkan kedalam distrik "ONDERAFDELING MUSI ULU" yang ibu kotanya adalah Muara Beliti. Kemudian Pangeran M. Rasip digantikan oleh Abu jalil.

6. Pasirah Abu Jalil

Semasa pemerintahan pasirah Abu jalil telah terjadi perubahan: Dusun Prabumulih dimasukkan kedalam marga sikap ulu musi ibu kotanya Muara Lakitan dan sebagai gantinya dusun Jud dimasukkan kedalam marga "Singa Desa", Dusun penggage yang sebelumnya masuk kedalamnya masuk kedalam marga punjung dipindahkan masuk kedalam marga "Singa Desa" dan sebagai gantinya dusun sereka (yang tadinya masuk marga singa desa ) dimasukkan kedalam marga punjung.

BACA JUGA:10 Destinasi Wisata Andalan Kabupaten Musi Rawas, Wajib Dikunjungi Saat Liburan Akhir Tahun

Sehingga setelah perubahan tersebut, desa - desa yang masuk Marga "Singa Desa" adalah :

1. Desa ngulak sebagai ibu kota marga

2. Desa ngunang

3. Desa penggage

4. Jud

5. Desa nganti

6. Desa air balui

7. Desa terusan

8. Desa kemang

9. Desa keban

BACA JUGA:Hari Wayang Nasional Diperingati 7 November, Cek Asal Usul Wayang Palembang

Jumlah desa yang dibawah marga "Singa Desa" berubah menjadi "Sanga Desa" (Artinya Sembilan desa)

Setelah pasirah abu jalil beliau digantikan oleh pasirah mubin.

7. Pasirah mubin kemudian beliau digantikan oleh pasirah manali.

8. Pasirah Manali kemudian beliau digantikan oleh pasirah M. Umar.

9. Pangeran M. Umar 

Pasirah umar kemudian diberi gelar pangeran dizaman pangeran M. Umar beliau mendirikan dusun ngulak Mude, dusun ngulak mude tersebut terletak bersebrangan dengan dusun ngulak. Pangeran M. Umar meninggal dunia beliau digantikan oleh pasirah M. Bakup.

BACA JUGA:Kabupaten Musi Banyuasin Peroleh Nilai Tertinggi Kabupaten Cerdas di Sumsel

10. Pasirah M. Bakup

Di zaman pasirah M. Bakup terjadi lagi perubahan, yaitu marga "sanga desa" dilepaskan dari musi ulu dan dimasukkan kedalam "MUSI ILIR" dengan ibu kotanya Sekayu.

Setelah dibukanya jalan raya sekayu - lubuk linggau dengan menyebrangi sungai musi di dusun bruge, sehingga dusun Ngulak mude tidak dilalui jalan. Maka orang dusun ngulak mude pindah ke sebrang. Sebagian penduduk pindah kesebelah hilir desa ngulak, yang kemudian menjadi dusun ngulak 2, dan sebagian lagi pindah ke sebelah hulu dusun ngulak, menjadi ngulak 3.

Yang pindah ke sebelah hilir dipelopori oleh Yusuf Dukun dan yang pindah ke sebelah hulu dipelopori oleh Anang. Pasirah M. Bakup beliau digantikan oleh Pasirah M. Agus

BACA JUGA:Ini Nilai Sejarah Masjid Al Abror Desa Kerinjing Kabupaten Ogan Ilir, Wajib Diketahui

11. Pangeran M. Agus

Pada zaman pasirah agus mulai berdirinya sekolah - sekolah di dusun - dusun dalam marga "sanga desa". Pada tahun 1918 pasirah Agus diberi gelar pangeran. Pada tahun 1923 pangeran M. Agus berhenti dan beliau digantikan oleh Pangeran Anang Mahidin.

12. Pangeran Anang Mahidin

Pangeran Anang Mahidin anak Pangeran M. Agus. Dusun ngulak menjadi 3 dusun yaitu dusun ngulak 1 (dusun ngulak lama), dusun ngulak 2 dipindahakan dari dusun ngulak mude,  dusun ngulak 3 dipindahkan dari dusun ngulak mude juga. Sampai sekarang rumah peninggalan pangeran anang mahidin masih utuh terletak di desa ngulak 3 sanga desa. Kemudian pangeran anang mahidin beliau digantikan oleh Pasirah M. Sahil.

BACA JUGA:3 Masjid Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam, Begini Sejarahnya

13. Pasirah M. Sahil

Di masa Indonesia sudah Merdeka dan sesudah pasirah M. Sahil beliau digantikan oleh Pasirah Den Oni yang berasal dari desa ngunang.

14. Pasirah Den Oni

Dizaman pasirah den oni Pemerintahan Marga dihapuskan dan jabatan nya pasirah juga ditiadakan. Desa - desa dalam marga sanga desa berkembang terus sehingga jumlah desa tidak lagi sembilan desa, melainkan menjadi 16 desa.

BACA JUGA:Bikin Ngiler, 5 Makanan Khas Musi Banyuasin Ini Wajib Dicoba

Dizaman Pasirah Den Oni marga dihapus Pemerintah, marga Sanga Desa dahulu termasuk Kecamatan Babat Toman, kemudian eks Marga Sanga desa sekarang sudah menjadi kecamatan sendiri dengan nama Kecamatan Sanga Desa, ibukota kecamatan adalah Ngulak.

Kecamatan Sanga Desa membawahi 16 desa, tetapi kkemudian Ngulak I menjadi kelurahan, sehingga kecamatan Sanga Desa membawahi 15 desa dan 1 kelurahan. Tadinya desa Ngulak lama terletak diseberang desa Ngulak yang sekarang. Karena pemerintah membuat jalan diseberang lalu banyak orang yang pindah keseberang maka terbentuklah desa Ngulak I.

Kemudian orang desa ngulak lama pindah pula, sebahagian pindah keseberang hilir desa ngulak I  dan dinamakan desa Ngulak II dan sebahagian lagi pindah kesebelah hulu dengan Ngulak I menjadi desa Ngulak III  yang sekarang.

(Cerita ini diambil dari buku Bumi Serasan Sekate dan Penduduknya disusun H Yusman Haris (2004) 528 halaman dan Buku Sejarah Marga Sanga Desa oleh M Oeji Anang. Dan dipublikasikan oleh: Yusmairin Yusman Haris di laman Facebook dan berbagai sumber lainnya)*

BACA JUGA:Intip Peninggalan Penting Sejarah yang Ada di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: